KLIKANGGARAN -- Novel “Perempuan Berkalung Sorban” karya Abidah El Khalieqy adalah sebuah karya sastra Indonesia yang mengangkat isu-isu tentang perempuan dalam masyarakat tradisional. Dalam novel ini, Abidah El Khalieqy menggambarkan kehidupan perempuan dalam masyarakat yang masih kental dengan nilai-nilai patriarki dan budaya yang mengikat.
Cerita berpusat pada tokoh utama, Nisa, seorang perempuan yang tumbuh dalam lingkungan yang konservatif dan patriarki. Nisa harus menghadapi berbagai kendala dan tekanan dalam menjalani kehidupannya sebagai perempuan. Namun, Nisa tidak pasif dalam menghadapi situasi tersebut. Dia berjuang untuk mempertahankan identitas dan integritasnya, meskipun harus melawan norma-norma sosial yang ada.
Tema feminis yang diangkat dalam novel ini meliputi perjuangan perempuan untuk mendapatkan pengakuan dan kebebasan dalam masyarakat yang didominasi oleh laki-laki. Abidah El Khalieqy menggambarkan betapa pentingnya pendidikan bagi perempuan untuk mencapai kemandirian dan kebebasan.
Melalui tokoh Nisa, penulis menyampaikan pesan tentang pentingnya pendidikan sebagai sarana untuk membebaskan perempuan dari belenggu-belenggu tradisional. Nisa tidak hanya berjuang untuk mendapatkan pendidikan, tetapi juga untuk membebaskan dirinya dari ketergantungan pada laki-laki dan ekspektasi masyarakat terhadap perempuan.
Dengan demikian, tema feminis dalam novel ini menyoroti perjuangan perempuan dalam mengatasi stereotip gender dan mencari kebebasan serta otonomi dalam masyarakat yang patriarkis.
Dalam menganalisis novel ini secara feminis, kita dapat mengacu pada teori feminisme Simone de Beauvoir tentang “perempuan lain”. Menurut Beauvoir, perempuan seringkali dianggap sebagai “The Other” atau “yang lain” dalam masyarakat yang didominasi oleh laki-laki.
Mereka seringkali dilihat sebagai objek, bukan sebagai subjek yang memiliki kebebasan dan otonomi. Dalam konteks novel “Perempuan Berkalung Sorban”, kita dapat melihat bagaimana tokoh-tokoh perempuan dalam novel ini berjuang untuk mengatasi stereotip dan ekspektasi yang ditetapkan oleh masyarakat terhadap peran dan identitas mereka.
Salah satu tokoh utama dalam novel ini adalah Nisa, seorang perempuan yang tumbuh dalam lingkungan yang konservatif dan patriarki. Nisa harus menghadapi berbagai kendala dan tekanan dalam menjalani kehidupannya sebagai perempuan. Namun, Nisa tidak pasif dalam menghadapi situasi tersebut. Dia berjuang untuk mempertahankan identitas dan integritasnya, meskipun harus melawan norma-norma sosial yang ada.
Dalam novel ini, Abidah El Khalieqy menggambarkan betapa pentingnya pendidikan bagi perempuan untuk mencapai kemandirian dan kebebasan. Melalui tokoh Nisa, penulis menyampaikan pesan tentang pentingnya pendidikan sebagai sarana untuk membebaskan perempuan dari belenggu-belenggu tradisional.
Nisa tidak hanya berjuang untuk mendapatkan pendidikan, tetapi juga untuk membebaskan dirinya dari ketergantungan pada laki-laki dan ekspektasi masyarakat terhadap perempuan.
Dengan menggunakan teori feminisme Simone de Beauvoir, kita dapat memahami bagaimana tokoh-tokoh perempuan dalam novel “Perempuan Berkalung Sorban” berjuang untuk mengatasi stereotip dan ekspektasi yang ditetapkan oleh masyarakat terhadap peran dan identitas mereka. Melalui cerita ini, Abidah El Khalieqy mengajak pembaca untuk merenungkan tentang pentingnya emansipasi perempuan dan pentingnya pendidikan dalam membebaskan perempuan dari belenggu-belenggu tradisional.
Penulis: Vika Fadilah (Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang)