fiksi

Menuju Kesetaraan: Analisis Feminisme dalam Novel 'Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam' dengan Pendekatan Teori Marxisme

Kamis, 2 Mei 2024 | 20:36 WIB
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam (Dok. Blibli)

KLIKANGGARAN -- Novel "Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam" karya Dian Purnomo adalah sebuah karya sastra yang mendalam tentang perjuangan perempuan dalam menghadapi patriarki dan ketidakadilan gender. Dengan menerapkan teori Marxisme, kita dapat mengungkap lapisan-lapisan feminisme yang tersembunyi dalam narasi ini.

Struktur Kelas dan Eksploitasi Perempuan

Teori Marxisme menyoroti ketidakadilan yang mendasari struktur kelas dalam masyarakat kapitalis. Dalam novel ini, perempuan seringkali menjadi korban eksploitasi dalam dunia kerja dan keluarga akibat dominasi kapitalisme. Mereka terjebak dalam lingkaran ketidakadilan ekonomi yang memperkuat ketidaksetaraan gender.

Konflik Kelas dan Gender dalam Kehidupan Perempuan

Konflik antara kelas dan gender seringkali saling terkait dan memengaruhi kehidupan perempuan. Dalam novel ini, perjuangan perempuan untuk mendapatkan pengakuan, kesetaraan, dan keadilan mencerminkan pertentangan antara kelas yang tidak merata. Teori Marxisme membantu kita memahami bagaimana ketidakadilan ekonomi juga berdampak pada ketidakadilan gender.

Emansipasi Perempuan dan Revolusi Sosial

Dengan pendekatan teori Marxisme, novel ini juga dapat dipahami sebagai panggilan untuk emansipasi perempuan dan perubahan sosial yang lebih besar. Perempuan dalam cerita ini mencari keadilan, kesetaraan, dan kebebasan dari penindasan patriarki dan struktur kelas yang tidak adil. Teori Marxisme menekankan perlunya perubahan sosial melalui revolusi untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil bagi semua individu.

Melalui analisis feminisme dengan pendekatan teori Marxisme dalam novel "Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam" karya Dian Purnomo, kita dapat melihat bagaimana perjuangan perempuan dalam menghadapi ketidakadilan gender tercermin dalam struktur sosial dan ekonomi yang ada.

Novel ini bukan hanya sekadar kisah, tetapi juga cerminan dari realitas sosial yang membutuhkan perubahan untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan setara bagi semua individu.

Agus Suhendar Mulki ( Mahasiswa Universitas Pamulang)

Tags

Terkini

Mirwa dan Lautan

Jumat, 11 April 2025 | 08:17 WIB

Nala, si Pemalas

Rabu, 27 November 2024 | 13:54 WIB

Si Kacamata Hitam dan Pengamen Jalanan

Rabu, 27 November 2024 | 06:49 WIB

Peristiwa Aneh di Rumah Nenek

Minggu, 24 November 2024 | 17:06 WIB

Elena Valleta: Si Putri Hutan

Minggu, 24 November 2024 | 09:01 WIB

Melodi yang Tidak Selesai

Jumat, 22 November 2024 | 07:04 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:52 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:11 WIB