5. Penangkaran satwa langka burung jalak bali dengan kontribusi penangkaran satwa langka sebesar 4%
Baca Juga: Terlihat Begitu Mirip Inilah Penampakan Perdana Kirana, Puteri Anggun di Akun Instagramnya
6. Inovasi “Bamboo for Life” yang mencakup program tusuk sate dan penanaman bambu, produk turunan cuka bambu, pemanfaatan limbah karet bender berbasis CSV, hingga central market “Pasar Kampoeng SI OKE”.
Selain kategori Emas, Selain kategori Emas, Bukit Asam juga berhasil meraih penghargaan PROPER kategori Hijau untuk Unit Pertambangan Tanjung Enim melalui sejumlah langkah efisiensi seperti program elektrifikasi, pengurangan limbah oli bekas, dan penggunaan kembali air dari tambang untuk pembersihan coal handling facility (CHF).
Tidak hanya itu, Dermaga Kertapati turut pula menyumbangkan penghargaan PROPER kategori Hijau untuk sejumlah program efisiensi, di antaranya perbaikan capsitor bank, extend oil trafo, dan perbaikan instalasi jalur pipa air.
Sementara itu, komitmen PTBA dalam membantu pemerintah sebagai upaya ketahanan energi nasional, salah satunya PT Bukit Asam Tbk berkomitmen penuh dalam pengembangan dan pelaksanaan proyek hilirisasi batu bara menjadi dymethil ether (DME).
Baca Juga: Sarita Abdul Mukti Temukan Bukti Faisal Harris Selingkuh dengan Jennifer Dunn, Apa Itu?
Proyek yang digarap bersama dengan PT Pertamina (Persero) dan Air Products and Chemicals, Inc ini dinilai sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada impor liquid petroleum gas (LPG).
Komimen ditandai salah satunya dengan pelaksanaan groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi DME di Kawasan Industri Tanjung Enim, Muara Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/01) yang dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Proyek tersebut ditetapkan sebagai proyek strategis nasional melalui Perpres 109 tahun 2020 itu pun resmi dimulai.
Direktur Utama Bukit Asam, Arsal Ismail, mengungkapkan pelaksanaan groundbreaking tersebut menjadi momentum bersejarah dalam pengembangan kerja sama proyek.
“Kami berharap, acara ini menjadi gambaran yang baik dalam kaitannya dengan komitmen dan kesiapan Bukit Asam. Kami sekaligus mengharapkan dukungan Presiden beserta kementerian dan lembaga terkait demi kelancaran proyek hilirisasi ini,” ujar Arsal Ismail.
Arsal menambahkan, proyek hilirisasi batu bara menjadi DME sejalan dengan transformasi dan fokus Bukit Asam dalam pengembangan industri hilir untuk memberikan nilai tambah batu bara secara optimal. Melalui proyek ini, batu bara kalori rendah akan dikonversi menjadi syngas dan diproses menjadi methanol untuk menghasilkan DME sebagai alternatif pengganti LPG.
Proyek akan dilakukan di Tanjung Enim selama 20 tahun dengan total investasi sebesar USD2,1 miliar atau setara Rp30 triliun. Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta ton DME per tahun.
Artikel Terkait
PTBA Klarifikasi Berita Pemborosan Milyaran Rupiah
PTBA Klarifikasi Berita Pendapatan Berpotensi Hilang
Akuisisi Saham Perusahaan Swasta, PTBA Terlilit Hutang Ratusan Miliar?
Patut Diduga PTBA Jadikan Masyarakat Tamu di Rumah Sendiri
CIRRUS Pertanyakan Hilangnya Cadangan Batu Bara PTBA 8 Miliar Ton
Batu Bara PTBA Hilang 8 Miliar Ton, Eks Dirjen Minerba Sarankan KPK Cari Tahu
PTBA Gelontorkan Rp128 Miliar CSR untuk Bangun GOR di Sumsel
MAKI Tantang PTBA Debat Terbuka Secara Live Dengan Protokol Kesehatan
Sekitar 16.412 Warga Miskin Berada di Ring Satu Operasional PTBA
Komitmen Kurangi Emisi Karbon Global, PTBA dan Jasa Marga Jajaki Kerjasama Potensi Pengembangan PLTS