anggaran

Taufik Y: PTBA Perusahaan Profit Oriented, Bukan Sosial Oriented

Jumat, 10 Mei 2019 | 08:00 WIB
PTBA Perusahaan Profit Oriented






Jakarta, Klikanggaran.com (10-05-2019) - Cuitan terhadap jawaban mengenai permasalahan aset PT. Bukit Asam (PTBA) mengundang spekulasi-spekulasi dan berbagai pendapat masyarakat (sintesis). Hal tersebut dalam beberapa hari ini menjadi diskusi hangat di ruang publik. Jawaban PTBA yang dimuat Klikanggaran.com (9/5/2019) memancing para pengamat untuk bicara, tak terkecuali untuk eks Direktur Bank BPD Jambi, H.M. Taufik Yasak S.H., M.M., yang turut menyoroti permasalahan aset PT. Bukit Asam.





Menanggapi permasalahan tersebut, mantan Direktur Bank BPD memaparkan pendapatnya. Dalam diskusinya, Taufik mengungkapkan bahwa jawaban begitu saja sama sekali tidak relevan dan tidak sama sekali memberikan titik terang. Pasalnya, publik masih mempertanyakan mana penerimaan untuk pendapatan PTBA dari kompensasi kerja sama tersebut.





“Itu mesti ada dong? tidak hanya dengan jawaban-jawaban yang hanya mengutip dari perjanjian saja, coba ditilik secara teliti, lihat betul perjanjiannya, ada tidak imbal balik untuk PTBA? Apa hanya kerja bakti saja mereka itu? PTBA adalah perusahaan profit oriented, bukan sosial oriented. Jadi jawaban seperti itu kurang relevan dan tak ada nilai yang bisa diambil. Padahal jelas sekali titik permasalahan yang mangkrak dalam beberapa tahun belakangan ini," ujar Taufik pada Klikanggaran.com, Jumat (10/05/2019).





Taufik juga mengatakan, di zaman sekarang yang sudah era transparasi informasi, harusnya diberikan statemen/penjelasan langsung kepada masyarakat terhadap kinerja perusahaan tersebut. Dan, perusahaan menjelaskan bahwa aset-aset yang dipinjampakaikan menghasilkan penerimaan sewa hasil berapa rupiah, bukan malah mengkaji perjanjiannya.





“Seakan ada nilai anggaran yang ditutupi. PTBA itu BUMN di mana badan usaha hampir seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan,” ujar mantan Ketua Ombudsman RI perwakilan Jambi ini.





“Saya pikir jawaban mereka belum tentu pas karena terlalu teoritis, karena saya juga sudah pengalaman di keuangan 30 tahun lebih. Apalagi terakhir menjabat direktur bank. Yang jelas tau persislah tentang kinerja perusahaan. Hal ini mengingatkan pengalaman saya juga dalam 5 tahun mimpin Ombudsman RI perwakilan Jambi. Ada kasus serupa yang pernah ditangani (selesaikan). Apa mungkin saya beberkan semuanya? (candanya),” ungkap staff Lawyers Kongres Advokasi Indonesia ini.





Agar masyarakat tidak menduga-duga negatif, lanjut Taufik, ada baiknya buat saja konferensi pers dan jelaskan secara detail hal sebenarnya. Sehingga menyajikan opini personal atas citra dan interpretasi individual tentang objek tertentu.


Halaman:

Tags

Terkini