anggaran

BNI Ngutang Melulu Nih, ke China Development Bank

Selasa, 3 April 2018 | 03:44 WIB
images_berita_2018_Mar_IMG-20180403-WA0004

Jakarta, Klikanggaran.com (03-04-2018) - Pada tahun 2017 Bank Negara Indonesia (BNI) meraih penghargaan seperti sebagai The Best State Owned Enterprise, Top 50 Public Listed Companies, dan Most Trusted Company Based on Corporate Governance Index atau CGPI pada Good Corporate Governance Award 2017. Tapi, tetap saja mendapat penilaian publik, bahwa ngutang ke Bank China seperti menjadi sebuah hobi bagi bank yang dipimpin oleh Direktur Utama Achmad Baiquni.

Diketahui, BNI melakukan pinjaman kepada China Development Bank sebesar USD.700 juta dengan tingkat suku bunga LIBOR 6 bulan ditambah 2.85%. Dan, pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 diketahui saldo pinjaman setelah dikurangi dengan biaya penerbitan yang belum diamortisasi masing-masing adalah sebesar USD.697 juta atau ekuivalen menjadi Rp 9,4 triliun dan USD.696 juta atau ekuivalen sebesar Rp 9,3 triliun.

Belum puas dan lunas dengan pinjaman sebesar USD.700 juta, BNI juga minta tambahan ngutang lagi kepada China Development Bank sebesar CNY1.90 miliar dengan tingkat suku bunga SHIBOR 6 bulan ditambah 3.30%.

Selanjutnya pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, saldo pinjaman setelah dikurangi dengan biaya penerbitan yang belum diamortisasi, masing-masing adalah sebesar CNY1.903 juta atau ekuivalen sebesar Rp 3.9 triliun dan CNY1.903 juta atau ekuivalen sebesar Rp 3.6 triliun.

Jadi total ngutang BNI kepada China Developmen Bank sekitar Rp 13 triliun. Dan, utang sampai Rp13 triliun ini, kalau BNI tidak bayar, terpaksa deh aset-aset BNI dijual atau diberikan kepada Bank China tersebut, untuk melunasi utang-utang BNI.

Tags

Terkini