Novel "Rasa" karya Tere Liye menawarkan sebuah perjalanan emosional yang menggugah, mengajak pembaca menyelami kompleksitas perasaan dan hubungan antar karakter. Dalam artikel ini, kita akan menyoroti elemen-elemen emosional yang dihadirkan dengan pendekatan ekspresif, menunjukkan bagaimana cerita ini menggambarkan berbagai lapisan rasa yang dialami manusia.
Di halaman pertama, Tere Liye memperkenalkan kita pada Lin, seorang gadis yang menjalani kehidupan sehari-harinya dengan penuh semangat dan tantangan. Melalui dialog sederhana dengan ibunya dan interaksi sehari-hari dengan kakaknya, Adit, pembaca diajak melihat bagaimana cinta, humor, dan rasa tanggung jawab terjalin dalam keluarga kecil mereka.
Lin, yang bekerja di studio foto Om Bagoes, tak hanya digambarkan sebagai remaja yang tangguh, tetapi juga sebagai sosok yang penuh dengan impian dan perjuangan. Tugasnya sebagai pengedit foto tidak hanya sekadar pekerjaan, melainkan juga cerminan dari bagaimana dia berusaha memperbaiki dan memperindah realitas di sekitarnya.
Cinta dalam keluarga Lin tak selalu ditunjukkan dengan kata-kata manis atau tindakan besar. Tere Liye dengan cerdik menampilkan cinta melalui tindakan-tindakan kecil sehari-hari: Adit yang selalu memperhatikan jumlah pisang goreng yang dimakan adiknya, atau Lin yang rela bekerja keras demi membantu perekonomian keluarga.
Ketika Adit harus lembur dan tak dapat makan malam bersama keluarga, ada perasaan kehilangan yang mendalam dirasakan oleh Lin dan ibunya. Momen-momen ini, meski sederhana, menonjolkan betapa pentingnya kebersamaan dan dukungan emosional dalam keluarga mereka.
Gaya penulisan Tere Liye dalam "Rasa" sangat ekspresif, menggunakan bahasa yang ringan namun penuh makna. Deskripsi pagi yang indah, suara burung perkutut, hingga embun yang menempel di bunga mawar biru, semua ini memberikan sentuhan keindahan yang menyatu dengan alur cerita.
Lin dan Adit, meskipun sering berselisih, menunjukkan pertumbuhan karakter yang kuat sepanjang cerita. Mereka belajar menghadapi kesulitan, memahami arti pengorbanan, dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa. Kehidupan mereka yang penuh warna menggambarkan bahwa di balik setiap tawa dan tangis, selalu ada pelajaran berharga yang bisa dipetik.
Novel "Rasa" tak hanya sekadar mengisahkan kehidupan sehari-hari sebuah keluarga, tetapi juga menggambarkan betapa kompleksnya emosi manusia. Melalui pendekatan ekspresif, Tere Liye berhasil menampilkan berbagai rasa dengan cara yang sangat mendalam dan menyentuh. Dalam setiap bab, pembaca diajak merenungi makna cinta, pengorbanan, dan kebersamaan, menjadikan "Rasa" sebuah karya yang kaya akan nilai-nilai kehidupan.
Dengan demikian, "Rasa" tidak hanya menjadi sebuah cerita, tetapi juga sebuah pengalaman emosional yang mengajak kita semua untuk lebih menghargai dan memahami perasaan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Artikel ini ditulis oleh Paulina Yanti Harum Marbun, (Mahasiswa Fakultas Sastra, Universitas Pamulang)
DISCLAIMER: Isi artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis; isi artikel ini juga tidak mencerminkan sikap dan kebijakan redaksi klikanggaran.com.