Mengenal budaya masyarakat jawa melalui novel Gadis kretek Karya Ratih kumala

photo author
- Sabtu, 6 Juli 2024 | 19:19 WIB
Sampul novel Gadis Kretek (dok)
Sampul novel Gadis Kretek (dok)

KLIKANGGARAN -- Novel "Gadis Kretek" karya Ratih Kumala bukan hanya sekadar kisah cinta dan jati diri , tetapi juga sebuah jendela yang membuka pemahaman kita tentang tradisi budaya di Indonesia.

Khususnya dalam novel Gadis kretek budaya jawa tentu memiliki sejarah panjang di negeri ini. Melalui pendekatan antropologi, kita dapat memahami lebih dalam bagaimana novel ini menggambarkan masyarakat dari sistem sosial,budaya,dan agama.

Sistem kemasyarakatan jawa dalam novel gadis kretek meliputi mata pencarian, budaya,Sosial,religi.

Novel "Gadis Kretek" karya Ratih Kumala tidak hanya memaparkan kisah cinta yang memikat, tetapi juga memberikan gambaran mendalam tentang sistem mata pencaharian masyarakat Indonesia, terutama yang berkaitan dengan industri kretek.

Dalam novel gadis kretek Industri ini bukan hanya memberikan lapangan pekerjaan bagi buruh giling pabrik dan pelinting klobot (buruh linting), tetapi juga bagi petani tembakau dan cengkeh.


Sistem budaya Istilah kekerabatan dalam masyarakat jawa untuk menyebut seseorang dalam kelompok kerabatnya yaitu,Romo,simbok,mbok,mas mbah dan eyang. romo panggilan untuk orang tua laki laki ,simbok panggilan untuk orang tua perempuan, mbok panggilan untuk kakak perempuan,mas panggilan untuk kakak laki laki sedangkan mbah dan eyang panggilan untuk orang tua ayah dan ibu.

Sistem sosial budaya gotong royong dalam masyarakat jawa dapat kita lihat dari adanya tradisi Lek-Lekan. lek-lekan adalah acara sosial seperti pernikahan atau syukuran,Selama lek-lekan, anggota masyarakat berkumpul, berbincang, dan sering kali memasak dan menyantap makanan bersama,Ini dapat memperkuat ikatan sosial.

Sistem religi atau kepercayaan masyarakat jawa dalam novel gadis kretek yaitu percaya adanya dedemit yang tinggal dipohon asem seperti pocong dan kuntilanak ,percaya adanya anjang kencana yang dapat memberikan keuntungan bagi petani tembakau,percayala dengan istilah kabotan jeneng (keberatan nama) dan satu lagi percaya terhadap ritual gunung kawi,masyarakat yang datang ke gunung kawi melaksanakan ritual pesugihan.

Dengan menggunakan pendekatan antropologi, "Gadis Kretek" dapat dibaca sebagai sebuah refleksi mendalam tentang budaya, identitas, dan perubahan sosial di Indonesia. Ratih Kumala berhasil menghidupkan sejarah dan tradisi melalui karakter-karakter yang kompleks dan cerita yang kaya, memberikan kita wawasan tentang bagaimana industri kretek telah membentuk masyarakat Indonesia.

Novel ini mengingatkan kita bahwa produk budaya seperti kretek bukan hanya komoditas ekonomi, tetapi juga cerminan dari sejarah, tradisi, dan perjuangan hidup suatu bangsa. "Gadis Kretek" mengajak pembaca untuk menghargai dan memahami lebih dalam warisan budaya Indonesia, melihat bagaimana masa lalu dan masa kini terjalin dalam sebuah kisah yang penuh makna.

Artikel ini ditulis oleh Selvi lestari (Mahasiswa universitas Pamulang)

DISCLAIMER: Isi artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis; isi artikel ini juga tidak mencerminkan sikap dan kebijakan redaksi klikanggaran.com.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Sumber: Resensi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X