Konflik antara Malik, seorang kyai yang dihormati dengan Bachtiar, seorang komunis yang arogan, mencerminkan kerumitan politik dan agama pada masa itu. Hal ini, yang menjadi latar belakang dari terjadinya kisah horror yang disajikan dalam film.
Kesenian yang disajikan juga menambah elemen lain pada para karakternya, dalam film ini menunjukkan kesenian bela diri yang dilakukan oleh Malik dan Bachtiar saat masih remaja.
Dalam film dilihatkan scene saat keduanya sedang melakukan kesenian bela diri. Menunjukan pertarungan fisik yang dramatis memperkaya naratif konflik yang terjadi.
Baca Juga: Kepala PLN Sebut Pemasangan Kabel Internet pada Tiang Listrik di Batang Hari Belum Ada Izinnya
Secara keseluruhan, pencitraan kisah tragis yang terjadi pada dikisah kelam yang terjadi paa masa lampau, merangkai perseteruan yang meninggalkan sejarah kelam bagi desa Winongo.
Film Malam Para Jahanam tidak hanya menayangkan ketegangan horor, tetapi juga membuka pintu lebar-lebar untuk menghadirkan kebudayaan jawa.
Film ini menjadi perpaduan yang unik, antara horor kontemporer dengan kedalaman latar belakang budaya yang membuat warna baru dalam dunia perfilman Indonesia.
Artikel ini ditulis oleh Kayla Firza Zahrani (Fakultas Sastra Indonesia, Univwrsitas Pamulang)
DISCLAIMER: Isi artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis; isi artikel ini juga tidak mencerminkan sikap dan kebijakan redaksi klikanggaran.com.