KLIKANGGARAN -- Hallo Klikers. Siapa yang tidak tahu penulis terkenal Tere Liye? Novelnya yang berjudulu Bedebah di Ujung Tanduk ini terdiri dari 7 seri, di mana seri ke-6 dirilis pada tahun 2021.
Novel ini mengisahkan petualangan para pembunuh bayaran dan penguasa shadow economy, termasuk tokoh-tokoh seperti Bujang, Salonga, Thomas, White, Yuki, dan Kiko.
Perjalanan mereka tidak akan seru tanpa suasana pegunungan Bhutan yang menjadi tantangan terbesar para pembunuh bayaran tersebut.
Bagaimana sih suasana Bhutan dan budayanya dalam novel ini? Kita bedah satu persatu ya.=
1. Tradisi Hukuman Tawon Parasit
Salah satu tradisi mengerikan yang diceritakan dalam novel ini adalah hukuman tawon parasit. Seorang penjahat akan diikat lalu diletakkan di dalam gua tertutup bersama ratusan induk tawon parasite.
Tawon-tawon itu akan menyengat dan meletakkan telurnya di dalam tubuh manusia sehingga ribuan larva menggerogoti seluruh tubuh hingga manusia tersebut mati.
2. Warisan Budaya Pusaka "Teratai Emas"
Pusaka Teratai Emas adalah perkamen tua sejenis kertas dengan bahan terbuat dari kulit hewan seperti kulit sapi atau domba.
Pusaka ini diwariskan secara turun-temurun kepada pemimpin kelompok yang bernama Roh Drukpa. Perkamen tersebut berisi jurus ninja yang sakti bernama Telapak Besi.
3. Warisan Budaya Dzong
Dzong adalah bangunan berarsitektur relik suci dari silsilah Drukpa (pemimpin) yang bergaya besar dengan dinding luar mengelilingi kompleks halaman kuil dan biara. Dzong yang terdaftar di UNESCO ada di Bhutan dan merupakan pusat administrasi pemerintahan.
Dalam novel ini, Bhutan dihadirkan sebagai negara yang kaya akan warisan budaya dan tradisi yang unik. Dari hukuman tawon parasit yang mengerikan hingga pusaka Teratai Emas yang berisi jurus ninja sakti, Bhutan menawarkan pengalaman budaya yang berbeda dari negara-negara lain. Warisan budaya Dzong juga menjadi salah satu daya tarik Bhutan yang terkenal di seluruh dunia.