KLIKANGGARAN---Hallo Klikers, apakah kalian pernah mendengar tradisi kesenian Jaran Kepang? Jika kalian pernah mendengar kesenian kuda lumping maka kesenian Jaran Kepang hampir sama seperti kesenian kuda lumping.
Tradisi kesenian Jaran Kepang memancarkan keajaiban budaya yang kental. Melalui cerita pendek Aku dan Jaran Kepang, kita diajak merenung tentang kehidupan sehari-hari yang kaya akan nilai-nilai tradisional. Pembaca dapat merasakan kehangatan keluarga yang sederhana namun penuh makna.
Kesenian Jaran Kepang adalah kesenian asli suku Jawa. Di pulau Sumatera sendiri pertunjukan Jaran Kepang banyak di lestarikan. Hanya saja nama keseniannya yang berbeda-beda.
Rangkaian acara pertunjukan dimulai dengan memainkan alat musik kemudian penari akan berjoget sambil menunggangi kuda lumping, bagian ini di sebut dengan kiprah.
Acara terakhir adalah mengundang jin atau makhluk halus untuk masuk kedalam tubuh penari atau penonton. Setelah tubuh penari dirasuki makhluk halus, maka mereka akan berperilaku aneh sesuai makhluk yang masuk kedalam tubuh mereka. Ada yang menjadi binatang tertentu, misalnya monyet dan macan.
Dalam cerpen ini diceritakan bahwa tidak semua orang dapat dirasuki jin atau makhluk halus. Hanya orang tertentu yang memiliki jin penjaga. Dalam kesenian Jaran Kepang disebut dengan endang.
Baca Juga: Meriahkan Maulid Akbar Kabupaten Nagan Raya, TRK Sajikan Hidang Meulapeh Jumbo yang Unik
Berbagai hal harus dipersiapkan ketika akan mengadakan pertunjukan Jaran Kepang. Mulai dari alat musik, benda-benda pusaka, dan lain sebagainya.
Alat musik yang digunakan dalam pertunjukan Jaran kepang bermacam-macam mulai dari gendang, saron, gemung, gong, kecrek, angklung dan bonang.
Adapun hal-hal yang harus di persiapkan:
1. Kemenyan digunakan untuk memanggil makhluk halus atau endang.
2. Bunga setaman, buah-buahan, dan air yang digunakan untuk makan orang-orang atau penari yang telah kerasukan endang.
3. Minyak duyung digunakan untuk minum orang-orang yang telah kerasukan.
Melalui cerpen ini, kita diingatkan akan pentingnya melestarikan tradisi dan budaya, sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas suatu bangsa. Kisah Aku dan Jaran Kepang menjadi jendela ke dunia yang penuh warna, di mana keajaiban tradisi dan kehidupan sehari-hari saling menyatu.
Author: Ryeva Gelista (Mahasiswa Universitas Pamulang)
Artikel Terkait
Dibalik Rating Tinggi, Drama Korea The Story of Park’s Marriage Contract Diduga Mencuri Desain Hanbok
Amerika Veto Resolusi PBB soal Gencatan Senjata di Gaza, Wapres Kamala Harris Didemo, Kedutaan AS di Chili Didatangi Pengunjuk Rasa
Nagita Slavina Teriak-teriak di Mall Singapura, Sarah Sechan: Kebiasaan Dianggap Sultan!
Inilah Sosok Velerina Daniel dan Ardianto Wijaya Kusuma, Moderator Debat Perdana Capres-Cawapres Dipilih KPU, Siapa Sebenarnya?
Meriahkan Maulid Akbar Kabupaten Nagan Raya, TRK Sajikan Hidang Meulapeh Jumbo yang Unik
Mengenal Sosiologi Sastra dalam Karya Sastra