"Penting menjaga Laut Cina Selatan sebagai laut yang damai dan stabil, dan untuk mencapai hal tersebut, satu hal yang harus dilakukan oleh semua negara adalah menghormati hukum internasional termasuk UNCLOS 1982."
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi
Klikanggaran - Kunjungan Menteri Luar Negeri China Wang Yi ke Indonesia (12/1/2021) menegaskan pentingnya hubungan kedua negara. Penanganan pandemi hingga kerja sama pengembangan vaksin Covid-19 telah memperkuat hubungan bilateral China-Indonesia yang sudah berlangsung 70 tahun. Namun, optimisme kerja sama kedua negara tampaknya masih jauh dari terbakar di Laut China Selatan.
Hubungan kedua negara tidak hanya berlangsung secara virtual melalui video conference atau terbatas pada pertemuan di berbagai forum. Lebih lanjut, hubungan bilateral tersebut telah membuahkan hasil yang konkret.
Sebelum kedatangan Menlu China, vaksin Covid-19 dari Sinovac sudah tiba di Indonesia dalam 3 kali pengiriman. Terakhir, ada 15 juta vaksin yang sudah diterima Bio Farma Indonesia. Kehadiran vaksin tersebut akan mengawali implementasi kebijakan vaksin gratis Indonesia.
Bahkan pemerintah Indonesia bergerak cepat mendistribusikan vaksin tersebut ke berbagai daerah. Program vaksinasi nasional dapat terlaksana sesuai rencana dengan Presiden Jokowi sebagai penerima pertama vaksin gratis.
Hal strategis lainnya yang sering luput dari perhatian adalah kerjasama antara Bio Farma dan Sinovac. Kedengarannya biasa saja, namun nyatanya kerja sama kedua institusi farmasi ini menunjukkan hasil nyata dari diplomasi kesehatan kedua negara.
Indonesia belum tentu bisa mendapatkan kerja sama ini dari produsen vaksin di negara lain. Ini mengingatkan kita pada kesepakatan cepat antara Indonesia dan China dalam pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Kecepatan terukur dalam kerja sama bilateral (di tingkat antar pemerintah dan antar lembaga / BUMN) untuk menangani pandemi ini menjadi pertimbangan penting bagi Indonesia untuk lebih memilih bekerja sama dengan China-Indonesia
Namun, ada juga pesismisme. Pesimisme kerja sama kedua negara terletak pada masalah Laut China Selatan. Dalam keterangan pers dengan Menlu China Wang Yi yang di siarkan secara virtual usai menggelar pertemuan bilateral di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta (13/1/2021), Menlu Retno Marsudi menegaskan, "Pentingnya menjaga Laut Cina Selatan sebagai laut yang damai dan stabil. Dan untuk mencapai hal tersebut, satu hal yang harus di lakukan oleh semua negara adalah menghormati hukum internasional termasuk UNCLOS 1982."