Lalu, ada referensi kedua. Saat Pilpres 2004, SBY masih di bawah 10%, Mega yang sudah hampir 40%, namun trend Mega yang menurun dimanfaatkan SBY untuk maju dan berkompetisi.
Marzuki memaparkan, ada 3 calon, Agus akan masuk putaran 2, di situlah pertempuran head to head Agus dan Ahok. Agus menang. SBY telah memiliki keahlian untuk mengkapitalisasi semua kelemahan lawan dan kekuatan dirinya. Dia masih mempunyai kekuatan yang tidak terlihat, juga dekat dangan kelompok etnis dan konglomerat. Artinya, mereka tidak all out mendukung Ahok, pasti merasa tidak enak hati.
“Kalau Ahok tidak merubah strategi, maka Ahok akan tergusur. Agus menang dan disiapkan akan running di 2019. Capres termuda, mengikuti jejak Obama, seperti yang dirintis AS. Tapi, kurang mendapat dukungan yang kuat sehingga tergusur,” ungkap Marzuki.
Alternatif terburuk menurut Marzuki adalah, Agus akan memimpin partai jika kalah di DKI. Itu semua sudah dihitung oleh SBY, dan menurutnya tidak ada yang kalah dalam perhitungan SBY. Orang hebat karena punya 1001 alternatif.
(kr)
