Jakarta, Klikanggaran.com - Sang Saka Merah Putih berkibar sedemikian kokoh, membentang perkasa sebagai latar belakang panggung politik jelang pesta demokrasi. Udara memanas, semangat menggebu, strategi dan kuda-kuda dari masing-masing kubu digelar.
Kubu Cikeas yang terdiri dari Partai Demokrat, PKB, PPP, dan PAN telah resmi mengusung nama Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni sebagai bakal cagub dan cawagub pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
(Baca juga: Aziz Ahmadi: Militer Indonesia Kembali Menangis)
Terlepas dari alasan yang telah dikemukakan atas munculnya dua nama tersebut, beredar berbagai pendapat dan komentar, salah satunya pandangan dari mantan Ketua DPR RI, Marzuki Alie. Walaupun Marzuki sudah tidak bergelut di kanvas politik praktis lagi, tapi dia juga mempunyai pandangan atas majunya Agus Harimurti Yudhoyono.
Dalam pandangan Marzuki, SBY adalah ahli strategi, hal itu diakui oleh banyak pihak termasuk dari TNI. Pendapat tersebut banyak juga didengarnya dari senior-senior SBY, atau yang satu angkatan.
“Tidak mungkin SBY akan mengorbankan anaknya untuk kompetisi tanpa perhitungan yang matang. Beliau selalu mempergunakan survey yang kredibel untuk memutuskan sesuatu terkait dengan issue publik,” katanya dalam pernyataan tertulis kepada klikanggaran, Jumat (23/09/2016).
Hasil survey sudah jelas, elektabilitas Ahok semakin menurun, trend menurun, ini bahaya. Jika tidak ada sesuatu yang luar biasa, menurut Marzuki tidak mungkin trend itu bisa di-rebound. Ditambah lagi, organisasi anti Ahok semakin berkembang, bahkan sudah sangat massive dari kampung ke kampung. Hal tersebut sudah pasti dalam pantauan SBY.
“Belum ada calon lawan Ahok yang secara signifikan bisa menjadi musuh seimbang bagi Ahok. Semuanya ada masalah, ada kampanye yang dominan soal sara. Itu tidak disukai publik, walau sah saja karena sifatnya dakwah dan ada juga ada persoalan hukum yang tidak clear.” Demikian Marzuki memberikan ilustrasinya.
Artinya ada peluang dan ada momentum yang bisa dimasuki SBY, untuk memenuhi ambisinya melanjutkan kekuasaan kepada putra yang memang sudah disiapkan. Yang jelas, menurut Marzuki, Agus tidak banyak peluang berkarir di TNI karena tidak ada dalam lingkaran kekuasaan lagi.
Marzuki juga menuturkan, SBY ahli dalam pencitraan. Suhunya atau Gurunya pencitraan di Indonesia menurutnya adalah SBY, yang kini dicontoh dengan baik oleh Jokowi mulai Pilkada sampai Pilpres.
“Saya ingat kalimat SBY, bahwa politik itu citra,” cetus Marzuki.
Selain itu, ada referensi yaitu, DKI belum ada pejabat atau partai yang menang 2 kali era demokrasi. Pemilih di Jakarta sangat cair dan mudah berpindah, begitu tidak puas langsung pindah.
“Bu Silvy, pasangan Agus, juga bukan sembarang orang, punya track record yang mumpuni sebagai birokrat. Pendidikan tinggi dan berpengalaman yang bisa mendukung Agus untuk cepat menguasai masalah DKI. Citra Bu Silvy bisa menarik kaum muda perempuan profesional dan terdidik,” ulas Marzuki.