7 Bulan Bertugas di Luwu Utara, Pendamping Gizi Desa Sukses Turunkan Prevalensi Stunting

photo author
- Minggu, 11 Desember 2022 | 14:45 WIB
7 Bulan Bertugas di Luwu Utara, Pendamping Gizi Desa Sukses Turunkan Prevalensi Stunting (Dok. LHR)
7 Bulan Bertugas di Luwu Utara, Pendamping Gizi Desa Sukses Turunkan Prevalensi Stunting (Dok. LHR)

KLIKANGGARAN -- Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan resmi menarik 10 tenaga Pendamping Gizi Desa setelah 7 bulan melakukan pendampingan pada program Aksi Stop Stunting (ASS) di Kabupaten Luwu Utara, Sabtu (10/12/2022), di Ruang Command Center Kantor Bupati.

Acara ini juga dihadiri Bupati Indah Putri Indriani, Kadis Kesehatan Marhani Katma, Plt. Kepala DP3AP2KB Andi Zulkarnain, Camat Masamba Adjie Saputra, Camat Sabbang Selatan Syahruddin, Camat Rongkong Sofyan Tandi Siolanan dan Camat Malangke Barat Nasruddin Basri.

10 tenaga pendamping gizi desa ini mulai bertugas di Luwu Utara sejak Mei sampai Desember 2022 di 10 lokus desa, yaitu dua desa di Kecamatan Malangke Barat (Malbar), dua di Kecamatan Sabbang Selatan (Sabsel), tiga di Kecamatan Masamba, serta tiga desa di Kecamatan Rongkong.

Baca Juga: Mengapa Maroko di Piala Dunia 2022 Selalu Mengibarkan Bendera Palestina?

Berikut 10 desa yang menjadi lokasi penugasan: Pengkajoang (Malbar), Arusu (Malbar), Kalotok (Sabsel), Dandang (Sabsel), Sepakat (Masamba), Lantang Tallang (Masamba), Sumillin (Masamba), Limbong (Rongkong), Kanandede (Rongkong), dan Rinding Allo (Rongkong).

Berdasarkan laporan akhir program ASS yang disampaikan oleh perwakilan Dinkes Sulsel, Sitti Rahmatia, diketahui selama 7 bulan penugasan di 10 lokus desa, terdapat penurunan prevalensi stunting di Luwu Utara, yakni dari 23,27% pada Mei menjadi 18,3% pada November 2022.

Hasil tersebut didasarkan pada penggunaan aplikasi elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), yang selama ini digunakan untuk merekam dan mencatat data individu balita yang hasil datanya kemudian diolah menjadi sebuah status gizi balita.

Baca Juga: Pelindo Resmikan Desa Adat Penglipuran Bali Sebagai Desa Binaan Perusahaan

Pun pada Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, di mana prevalensi stunting di Kabupaten Luwu Utara juga berada pada posisi terbaik di Provinsi Sulawesi Selatan, tepatnya berada pada peringkat kedua terbaik (terendah) setelah kota Makassar, yaitu 19,5%.

Berdasarkan SSGI, posisi Luwu Utara berada pada peringkat kedua terbaik di Sulsel, dengan prevalensi stunting 19,5%. “Tahun ini, SSGI baru saja menyelesaikan surveinya. Semoga tahun 2022 ini, Kabupaten Luwu Utara sudah mendekati target nasional, yaitu 14%,” harapnya.

“Walaupun Kabupaten Luwu Utara sudah berada pada angka 19,5%, atau urutan kedua terbaik di Sulawesi Selatan, namun belum mencapai target nasional, yaitu 14%, sehingga Luwu Utara perlu masuk dalam program Aksi Stop Stunting tahun 2022,” ucapnya menambahkan.

Baca Juga: Inilah Profil Aurélien Tchouaméni, Pencetak Gol Pertama Prancis saat Pulangkan Inggris 2-1

Atas capaian tersebut, Bupati Indah Putri Indriani menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas terselenggaranya program ini di Luwu Utara. “Atas nama pemerintah daerah, saya menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan ini. Seperti yang kita saksikan tadi, meski penarikan datanya belum 100%, namun kita dapat melihat bahwa cukup banyak dampak positif yang dihasilkan dengan adanya program ini,” kata Indah.

Bupati beralias IDP ini sangat mengapresiasi kegiatan ini, karena metode yang digunakan dalam program ini lebih kepada mengedukasi masyarakat di desa-desa. “Jadi, pendekatannya promotif-preventif, termasuk kuratif bagi kasus yang ditemukan,” imbuhnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kitt Rose

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X