KLIKANGGARAN -- Ditunjuknya Kota Masamba Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan untuk menyusun masterplan Smart City di Indonesia menjadi angin segar bagi Luwu Utara untuk menata kembali kota Masamba pascabencana banjir bandang dua tahun lalu.
Sekadar diketahui, pada Senin 13 Juli 2020, bencana banjir bandang menerjang beberapa wilayah di Luwu Utara, dan paling terdampak akibat bencana tersebut adalah kota Masamba. Saat ini Pemda Luwu Utara fokus pada penanganan dan recovery pascabencana.
Geliat pembangunan infrastruktur, terutama jalan dan sungai, sudah terlihat dua tahun belakangan. Tidak mudah memang, karena Pemda jelas butuh dukungan dari semua pihak, termasuk dukungan anggaran, sehingga Luwu Utara kembali bangkit, maju dan harmonis.
Kepala Dinas Kominfo SP Arief R. Palallo, tidak menampik bahwa Gerakan Smart City di Kabupaten Luwu Utara tentu tidaklah mudah. Butuh sinergi dan skema kolaborasi pentahelix dengan melibat semua entitas yang ada agar semua berjalan sesuai harapan bersama.
“Membangun dan menata kota Masamba pascabencana banjir Bandang ini menjadi salah satu
program prioritas RPJMD Luwu Utara, sehingga implementasi Smar City di Luwu Utara bisa mengarah pada program prioritas RPJMD kita,” kata Arief, Senin (13/6/2022), di Masamba.
Kendati demikian, kata Arief, membangun dan menata kembali Masamba tentu tidak mudah. Butuh dukungan sumber daya manusia dan dukungan anggaran yang tidak sedikit. “Agak berat memang, karena menata kembali itu butuh SDM dan sumber dana yang besar,” sebut dia.
Di tengah keraguan tersebut, timbul optimisme bahwa gerakan Smart City di Luwu Utara dapat berhasil. Caranya, kata Arief, semua pihak harus mengambil peran dalam mewujudkan Smart City, dengan mengedepankan kerja-kerja kolaboratif melalui pola atau skema pentahelix.
Kolaborasi pentahelix di sini, lanjut dia, diyakini akan mengubur semua keraguan yang ada. “Dengan potensi pentahelix, kita kembangkan ini rancangan Smart City di kota Masamba, tentu dengan bantuan semua pihak. Pola ini kita harap bisa mengikis keraguan itu,” harapnya.
Kolaborasi pentahelix yang dimaksud mantan Kepala Kantor Pengelolaan Data Elektronik (PDE) ini adalah bagaimana semua pihak bisa saling berbagi dan bisa saling menginspirasi satu sama lain, “mengeroyok” semua persoalan dengan harapan adanya solusi demi kesuksesan.
Baca Juga: 'One Last Hug' Tulis Zara pada Eril, Di Postingan Terbarunya Setelah Akunnya Sempat Hilang
“Skema pentahelix itu adalah kolaborasi antara pemerintah, kampus, pengusaha, komunitas, NGO, media atau pers, bahkan melibatkan masyarakat itu sendiri sebagai bagian dari pola kerja pentahelix yang memang selalu Bupati tekankan dalam berbagai kesempatan,” papar dia.
Arief berharap, master plan ini nantinya tidak dijadikan sebagai dokumen pajangan tanpa ada implementasi dan langkah tindak lanjutnya. “Intinya, bagaimana enam dimensi Smart City terlaksana dengan baik, tidak sekadar menjadi dokumen yang tak bisa dieksekusi,” harapnya.
Artikel Terkait
106 Jemaah Calon Haji Luwu Utara Ikut Bimbingan Manasik Haji
Diskominfo Luwu Utara Dukung Peralihan Siaran TV Analog ke TV Digital
Tuan Guru Bajang (TGB) Dr. Muhammad Zainul Majdi Tablig Akbar di Kecamatan Sukamaju, Luwu Utara
Luwu Utara Tertinggi Capaian Pelayanan KB di Sulsel, Ini Strategi Jitu DP3AP2KB
Tingkatkan Derajat Kesehatan Optimal dengan DACIL, Dinas Kesehatan Luwu Utara Sentuh Masyarakat Terpencil
Sulsel Craft Show 2022, Dekranasda Luwu Utara Terima 2 Penghargaan
Terobosan Baru! Dinas Kesehatan Luwu Utara Bentuk 8 Pelayanan Dukungan Pengobatan HIV/AIDS, Berikut Lokasinya
Penyusunan Master Plan Smart City di Luwu Utara Masuki Tahapan Bimtek, Hadirkan Tim Ahli Kemkominfo
Kolaborasi BPBD dan Dinkes Luwu Utara Dalam Kegiatan Mitigasi Mutlak Dibutuhkan
Operasi Patuh 2022 di Luwu Utara, Ini 7 Pelanggaran Lalu Lintas yang Paling Diincar