“Kontestasi politik di Pilgub DKI Jakarta dan Pilpres 2019, terutama dengan adanya aksi massa 212, mengeskalasi perkembangan radikalisme di Indonesia,” kata Arijani.
Pernyataan tersebut ia utarakan ketika memaparkan hasil temuan penelitian disertasinya yang dalam seminar riset bertajuk, “Pelibatan Remaja dalam Kejahatan Terorisme di Indonesia sebagai Designated Victim” yang disiarkan di platform zoom meeting dan dipantau dari Jakarta, Senin (24/1/2022).
Baca Juga: Jelang Laga Kontra Persikabo 1973, Apakah Persib Sudah Siap? Ini Kata ‘Striker’ Ezra
Temuan penelitian kandidat doktor kriminologi Universitas Indonesia tersebut kemudian membuat sebagian orang tidak terima yang mengaitkan radikalisme dengan aksi 212.**
Silakan bagikan artikel ini dan selalu jaga kesehatan.
Artikel Terkait
Katib ‘Aam PBNU Bekali Mahasiswa PTKI Genealogi Ekstremisme Radikalisme
TMMD Kodim 1711/BVD Gelar Penyuluhan Bahaya Terorisme dan Paham Radikalisme
Deputi VII BIN: Santri Menjaga NKRI dari Ancaman Ideologi Materialisme, Radikalisme, dan Terorisme
Akui Sering Mendapat Teror Karena Tegas Lawan Radikalisme, Habib Kribo : Saya Gak Takut Sama Sekali!
Habib Kribo Rela Mati untuk Melawan Radikalisme, Menegakkan Kebenaran harus Keras, Apa Maksudnya