KLIKANGGARAN - Pada Sabtu sore, 4 November 2021, Gunung Semeru yang berada di wilayah Provinsi Jawa Timur mengalami guguran awan panas.
Material vulkanik berasal dari Gunung Semeru yang terpantau pada pukul 15.20 WIB ini mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang.
Koordinator Mitigasi Gunungapi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kristianto, menyatakan, sebelum erupsi Gunung Semeru sempat mengeluarkan lahar pada pukul 13.30 WIB.
Gunung Semeru memiliki sejarah panjang letusan. Abdul Muhari, Ph.D., Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, menyampaikan catatan letusan yang terekam pada 1818 hingga 1913, tidak banyak informasi yang terdokumentasikan.
Baca Juga: Donor Darah, Kegiatan Perhiptani Luwu Utara untuk Kemanusiaan
Pada 1941-1942 terekam aktivitas vulkanik Gunung Semeru dengan durasi panjang. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, leleran lava terjadi pada periode 21 September 1941 hingga Februari 1942.
Saat itu letusan sampai di lereng sebelah timur dengan ketinggian 1.400 hingga 1.775 meter. Material vulkanik hingga menimbun pos pengairan Bantengan.
Selanjutnya beberapa aktivitas vulkanik tercatat beruntun pada 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955 – 1957, 1958, 1959, 1960. Tak berhenti sampai di sini, Gunung Semeru termasuk salah satu gunung api aktif yang melanjutkan aktivitas vulkaniknya.
Baca Juga: Status Gunung Semeru Level II, Ini Rekomendasi BPNB
Artikel Terkait
Relawan Siaga dan BNPB Siap Berkolaborasi dalam Mitigasi Bencana
Presiden Joko Widodo Lantik Letjen TNI Ganip Warsito sebagai Kepala BNPB
Panglima TNI Tinjau Pelatihan Tracer Digital Bagi Babinsa, Babinpotmar dan Babinpotdirga di BNPB
Panglima TNI Tinjau Pelatihan Tracer Digital Bagi Babinsa, Babinpotmar dan Babinpotdirga di BNPB
Deputi BNPB, Prasinta Dewi, Dipanggil KPK terkait Korupsi di Kolaka Timur
Status Gunung Semeru Level II, Ini Rekomendasi BPNB