Jakarta, Klikanggaran.com - Presiden RI, Joko Widodo, menekankan bahwa politisasi dan nasionalisme vaksin harus diakhiri. Solidaritas dan kerja sama, menurut Presiden, merupakan kunci untuk dunia keluar dari pandemi, pulih bersama. Demikian disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno LP Marsudi, Jumat, 24 September 2021.
Hal tersebut disampaikan Menlu, mengutip pernyataan Presiden RI saat berbicara di pertemuan Global Covid 19 Summit pada hari Rabu, 22 September 2021. Dalam pertemuan ini, Presiden membahas tentang ketimpangan akses terhadap vaksin.
Pertemuan tingkat tinggi dunia terkait penanganan pandemi COVID-19 tersebut digagas oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Pertemuan ini bertujuan untuk menggalang dukungan dan melakukan rencana aksi yang nyata guna mewujudkan ketersediaan tambahan tujuh miliar dosis vaksin pada akhir tahun ini dan tujuh miliar dosis berikutnya pada pertengahan tahun 2022.
“Presiden RI di dalam Global Summit to End COVID-19 Pandemic mengatakan, ketimpangan vaksin antarnegara harus diatasi melalui COVAX Facility, kerja sama dose-sharing, dan akses yang merata terhadap vaksin harus ditingkatkan,” tutur Menlu.
Indonesia terus mendorong kesetaraan akses bagi semua negara di dunia. Ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk mengatasi pandemi secara global.
Hal tersebut juga disampaikan oleh Presiden RI di depan Sidang Majelis Umum ke-76 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kamis (23/09/2021) pagi WIB.
Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Memang Berupaya Kurangi Laju Banjir, tapi Begini Kondisinya
“Presiden mengatakan, pemulihan ekonomi hanya dapat dilakukan jika kita dapat mengatasi pandemi secara bersama, dan pandemi hanya dapat diatasi jika kita dapat mempersempit ketimpangan akses terhadap vaksin,” ujar Menlu.
Terkait hal tersebut Menlu menyampaikan, kesenjangan akses terhadap vaksin telah menjadi perhatian dunia saat ini.
Baca Juga: Cenayang Bukit Mawar 1
Menurut Menlu, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dalam Sidang Majelis Umum PBB menyoroti, di saat sebagian negara memiliki kelebihan vaksin, sebagian negara lainnya tidak memiliki vaksin.
“Diibaratkan oleh Sekjen PBB bahwa kita lulus tes dalam sains, tetapi mendapat nilai F dalam etika. Ini pernyataan tajam yang disampaikan Sekjen PBB untuk mengungkapkan kegelisahannya terkait kesenjangan akses terhadap vaksin,” tutup Menlu.
Artikel Terkait
Tim Vaksin Keliling Pemprov Jawa Tengah telah Layani Vaksinasi 1.453 Orang
Kasus Covid 19 Jawa Bali Turun, Luhut: Perjalanan dari Luar Harus Sudah Vaksin dan Tes PCR 3 Kali
Gubernur Jambi Al Haris: Anak-anak Ajak Mak, Bapak, Kakak, Nenek Ikut Vaksin! Siap, Pak Gubernur!
COVID-19: Uji Coba Vaksin Pfizer-BioNTech untuk Anak di Bawah 12 tahun menunjukkan 'Respons Imun yang Kuat'
Di Bekasi, Masuk Indomaret Harus Pakai Sertifikat Vaksin!
Dua juta Dosis Vaksin Bantuan China Tiba di Indonesia. Total Vaksin yang sudah Tiba di Indoensia 273,6 juta.