Garut, Klikanggaran.com-- M.Gibran Arrasyid (14) pada hari Senin (20/09/2021) dikabarkan hilang. Bocah asal Kabupaten Garut tersebut sedang melakukan pendakian bersama 13 orang rekannya di Gunung Guntur yang terletak di Kelurahan Pananjung dan Desa Pasawahan, Tarogong Kaler, Kabupaten Garut.
Hingga hari ini, Selasa (21/09/2021) proses pencarian Gibran yang salah satunya dilakukan oleh Tim SAR Bandung masih belum menemukan titik terang sehingga upaya pencarian masih akan terus dilakukan.
Keterangan dari pihak keluarga bahwa sebelum berangkat, Gibran terlihat tidak dalam keadaan baik. Alam Surahman (45) ayah Gibran, mengatakan bahwa Gibran terlihat pucat dan tubuhnya dingin. Alam tidak pernah mendapati anaknya dalam kondisi demikian.
Begitu pula dengan keterangan salah satu rekan Gibran yang ikut dalam acara pendakian tersebut, saat hampir semua rekan mereka melakukan pendakian menuju puncak, Gibran memilih untuk bertahan di tenda mereka yang terletak di Pos 3.
Baca Juga: Cara Agar Tidak Menjadi Korban Curanrek di Tongkrongan
Rekan yang memberi keterangan tersebut kebetulan juga tidak ikut pendakian ke Puncak Gunung Guntur. Saat memilih untuk bertahan di tenda, Gibran pun tidak mengajak rekannya untuk berbincang-bincang. Gibran memilih untuk menyendiri di dalam tenda.
Sampai keesokan harinya, saat rekan-rekannya yang turun dari puncak menuju ke tenda- tenda di pos 3 mereka terkejut manakala tidak menemukan Gibran di tenda mana pun.
Mungkin kejadian hilangnya Gibran akan mengembalikan ingatan kita pada kejadian di lokasi yang sama, seorang pendaki lain bernama Afrizal Putra Martian yang juga dinyatakan hilang tanpa jejak. Beruntungnya setelah proses pencarian selama 2 hari akhirnya Afrizal bisa ditemukan dalam kondisi selamat.
Kasus Afrizal ini dihubung-hubungkan dengan factor metafisika karena sang pendaki mengaku tidak menyadari dirinya sempat menghilang, yang ia ingat hanya ia sedang tidur di dalam tenda, saat membuka mata ia bisa melihat orang lain tapi tidak bisa berinteraksi dengan mereka.
Baca Juga: Jika Digelar Tahun ini, Muktamar ke-34 NU untuk Siapa ?
Gunung-gunung yang ada di Indonesia menyimpan banyak mitos. Mitos-mitos yang muncul diterima masyarakat dengan reaksi yang berbeda-beda. Di Gunung Guntur sendiri terdapat mitos / larangan untuk meniup seruling yang konon katanya akan memanggil datangnya “Maung bungkeleukan atau macan gentayangan”.
Hilangnya Gibran secara tiba-tiba menimbulkan sejumlah dugaan di kepala saya yang berujung menjadi Teori Konspirasi. Hal ini sejurus dengan fakta-fakta yang diungkapkan oleh pihak keluarga dan rekan sesama pendaki.
Teori pertama, jika dilihat dari usia Gibran yang masih belasan tahun, rasa ingin tahunya yang besar membuatnya ingin menjelajahi hutan seorang diri yang (mungkin) baginya value-nya akan berbeda dengan jika dia berjelajah bersama rekan-rekannya, walaupun akhirnya jutru membuatnya tersesat. Besar kemungkinan Gibran belum menguasai medan pendakian.
Teori kedua, cuaca yang tidak bisa diprediksi secara pasti adalah salah satu faktor penting. Bagi para pendaki senior, baik-buruknya cuaca akan menjadi bahan pertimbangan utama. Kecelakaan dalam pendakian jauh lebih sering terjadi karena faktor ini.
Artikel Terkait
Gunung Anak Krakatau Erupsi
Ada Pemborosan Pembangunan Puskesmas Rawat Inap Gunung Intan, Pemkab Penajam Paser Utara
BNI Syariah Salurkan Bantuan Kepada Masyarakat Terdampak Letusan Gunung Sinabung
Zulhas Siap "Turun Gunung" Untuk Memenangkan Hipni-Melin
Terkait Bangub, BPD Laporkan Kades Gunung Menang Timur ke Polres PALI
Bersama Rimba, Kopassus Berbagi Sembako di Kaki Gunung Gede Pangrango
Polisi Mencari Turis Rusia Berusia 22 Tahun dan Bintang Tiktok Viral yang Merekam Adegan Mesum di Gunung Batur, Bali