PURWOKERTO, Klikanggaran.Com -- Jurnalis Senior Andy F Noya berpesan kepada para orang tua agar anak-anak dibebaskan untuk memilih bidang studi sesuai keinginannya ketika akan masuk kuliah di perguruan tinggi.
Pesan itu disampaikan Andy F Noya ketika menjadi narasmuber dalam acara Masa Taaruf (Masta) Ikatan Mahasisswa Muhammadiyah (IMM) Koordinator Komisariat (Koorkom) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Sabtu 18 September 2021.
Pembawa acara Kick Andy itu menambahkan, jangan sampai anak tertekan dan menderita, akibat jurusan kuliah yang tak diminati. Apabila sudah tertekan, kata Andy, maka anak akan menderita saat kuliah di perguruan tinggi, bahkan hingga dunia kerja.
"Jangan sampai di bangku kuliah hingga dunia pekerjaan, mereka menderita. Kalau seperti itu untuk apa kita sebagai orangtua, mereka menderita," ungkap Andy.
Andy pemaparannya di hadapan para mahasiswa, Andy menceritakan kisah yang terjadi di film 3 idiots, yang bisa dijadikan pelajaran bagi kita semua.
“Saya akan memulai dari sebuah film, dan ini adalah sebuah film yang ada kaitannya dengan masalaluku. Masa dimana aku merasa belum bisa menemukan atau mewujudkan mimpiku untuk terjun ke dunia tulis menulis,” jelasnya.
Film 3 idiots ini mengingatkan kepada anak muda yang tidak bahagia ketika menekuni bidang studi di kampusnya. Dalam film itu diceritakan, banyak anak muda di India waktu itu bunuh diri.
“Jadi bunuh diri di waku itu cukup tinggi. Lalu dipertanyakan kenapa anak muda di India banyak yang bunuh diri waktu itu. Ternyata salah satu faktor yang paling dominan adalah mereka tidak bahagia karena oleh orang tuanya disuruh masuk fakultas yang digandrungi saat itu,” jelasnya.
Andy mengatakan, masih banyak orangtua yang menekan anaknya agar mereka bisa mengikuti jejak kuliah dan kerja orangtuanya.
"Orangtua jadi dokter, anaknya harus mengikuti. Orangtua jadi lawyer atau jaksa, anaknya harus mengikuti juga untuk kuliah di hukum. Itu yang saya sangat sayangkan. Sangat ironis," kata dia.
Lebih lanjut, Andy mengatakan, orangtua harus membebaskan anaknya memilih jurusan kuliah yang diinginkan. Jangan sampai anak tertekan dan menderita, akibat jurusan kuliah yang tak diminati. Apabila sudah tertekan, kata Andy, maka anak akan menderita saat kuliah di perguruan tinggi, bahkan hingga dunia kerja.
"Jangan sampai di bangku kuliah hingga dunia pekerjaan, mereka menderita. Kalau seperti itu untuk apa kita sebagai orangtua, mereka menderita," ungkap Andy.
Andy menambahkan, keinginan tersebut semata-mata agar anaknya bisa sukses seperti orangtuanya. Namun, pada era saat ini sudah sangat berbeda, bahkan menjadi profesional gamers saja bisa menjadi miliuner.
"Orangtua harus menyadari, dan sudah banyak yang sadar, kalau profesional gamers saja punya miliaran duit. Saat ini terjadi perubahan luar biasa di perkembangan teknologi informasi dan digital," ujar dia.
Dia menekankan, adanya perubahan itu membuat banyak anak muda tidak tertarik untuk bekerja di perusahaan mapan. Mereka kebanyakan mendirikan perusahaan rintisan (startup) yang berbasis digital.
"Kondisi ini bisa jadi dipicu oleh cerita anak muda di belahan dunia, sehingga di usia yang sangat muda, mereka sudah menjadi jutawan dan miliuner, ini tidak salah, ini sangat bagus," terang Andy.
Meski sudah menjadi wirausaha, tapi mereka harus diarahkan menjadi wirausahawan sosial (social enterprise) agar bermanfaat bagi orang banyak.**
Artikel Terkait
Kuliah Perdana Mahasiswa Baru UMP Hadirkan Sandiaga Uno
Wow, Mahasiswa KKN UMP Purwokerto ini Menciptakan Tong Sampah Cegah Covid-19
UMP Purwokerto Gelar Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang Berasal dari 26 Provinsi Secara Daring
Bersama Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118,Prodi D3 Keperawatan UMP gelar BT&CL
Webinar Literasi, Magister Pendidikan Dasar UMP Hadirkan Para Pakar Pendidikan