KLIKANGGARAN.COM - Rumah sakit tanpa dinding, akhir pekan lalu diluncurkan Bupati Banyumas, Jawa Tengah, Achmad Husein melalui Program Rumah Sakit Tanpa Dinding pada Rumah Sakit Khusus Mata Purwokerto.
Menurut Bupati Program RS Tanpa Dinding merupakan program unggulan dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam pelayanan kesehatan, mulai kuratif, prefentif, promotif dan rehabilitatif. Program ini pertama kali dicanangkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di RSUD Kendal.
"Pada prinsipnya bahwa, dalam Program RS Tanpa Dinding, RS harus aktif mendekat atau turun ke masyarakat untuk memberikan program promotif dan prefentif. Selain sosialisasi atau memberikan penyuluhan, juga untuk mencari kasus-kasus penyakit yang dialami oleh warga yang nantinya akan dicarikan problem solvingnya. Jadi pihak RS akan turun ke masyarakat guna menemukan orang-orang yang menderita penyakit,” jelas Bupati Husein.
Dalam Program RS Tanpa Dinding nantinya pihak RS akan bekerjasama dengan Puskesmas untuk turun menjangkau masyarakat.
“Meski program ini, proper dari direktur, saya minta seluruh civitas RSK Mata Purwokerto mendukung program RS tanpa dinding ini, dan ini harus sukses agar bisa menjadi contoh rumah sakit yang lain," kata Bupati
Baca Juga: Pemkab OKI Kekurangan Volume atas Empat Paket Pekerjaan Fisik, Yuk Intip Apa Saja
Direktur Rumah Sakit Khusus Mata Purwokerto dr Catur Yuni Muliatsih MM mengatakan program rumah sakit tanpa dinding pada rumah sakit khusus mata ini adalah suatu program dimana rumah sakit memberikan pelayanan secara paripurna.
Paripurna itu artinya bahwa rumah sakit tidak hanya memberikan pelayanan di dalam gedung yakni pelayanan penyembuhan atau istilahnya kuratif atau rehabilitatif tetapi juga memberikan pelayanan di luar gedung yaitu pelayanan promotif dan preventif.
"Dan dengan istilah ini artinya bahwa dengan kita memberikan pelayanan promotif dan preventif, kita memberikan akses yang lebih mudah terhadap masyarakat. jadi kita seolah - olah membuka sekat atau dinding antara rumah sakit dengan masyarakat. Jadi masyarakat lebih mudah mengakses kita, tidak hanya mengakses di rumah sakit tetapi mungkin seperti tadi mengakses melalui teknologi, maupun mengakses pada kegiatan kita pada saat kegiatan di kemasyarakatan. Dan kita juga mudah mengakses masyarakat," katanya
dr Catur menambahkan pihaknya akan terjun ke masyarakat untuk memberikan kegiatan - kegiatan dalam program ini.
Baca Juga: Tujuh Sifat Utama Generasi Z yang Perlu Diketahui. Salah satunya FOMO. Seperti apakah FOMO itu?
Program itu terdiri ada program Pre Hospital, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk pencegahan seperti penyuluhan, seminar, deteksi dini, kemudian ada penjaringan kesehatan. Kemudian ada juga kegiatan yang Intra Hospital. Kegiatan Intra Hospital ini adalah bagaimana PHBS dalam institusi rumah sakit dan telemedicine.
"Nanti kita akan mengembangkan bagaimana akses dari masyarakat melalui aplikasi maupun telemedicine. Kemudian di Pasca Hospital itu adalah memberi pelayanan kepada pasien yang sudah pernah dirawat disini kemudian kita lanjutkan perawatan dirumah seperti homecare, support group, family gathering sehingga nantinya bahwa proses penyembuhan kesehatan ini bisa lebih paripurna," lanjutnya
Dalam program ini RSK membutuhkan jejaring kerja yang cukup luas dari masyarakat, institusi kesehatan lain, kemudian dari institusi pendidikan, dunia usaha dan organisasi provinsi.
Artikel Terkait
Panglima TNI Bangga Atas Dedikasi Nakes dan Non Kesehatan Bantu Pasien Terpapar Covid19
Pengadaan Barang dan Jasa Penanganan COVID-19 pada Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Belum Dilengkapi dengan Bukti Kewajaran Harga
Pemkab OKI Kelebihan Bayar Pekerjaan, Salah Satunya untuk Pekerjaan Fisik di Dinas Kesehatan