Tujuh Sifat Utama Generasi Z yang Perlu Diketahui. Salah satunya FOMO. Seperti apakah FOMO itu?

photo author
- Senin, 6 September 2021 | 06:47 WIB
Ilustrasi gen z.(DNA India)
Ilustrasi gen z.(DNA India)

 

KLIKANGGARAN.Com- Sensus penduduk 2020 lalu menghasilkan data, 270% lebih dari 270 juta jiwa atau sekitar 74 juta lebih penduduk Indonesia adalah kelompok Generasi Z.  Jumlahnya paling besar di antara genarsi sebelumnya.

Generasi Z atau dikenal juga dengan Gen Z adalah mereka yang lahir antara tahun 1995-2012. Sebagian dari mereka sudah memasuki dunia kerja, dan masih berada di bangku kuliah. Pasar kerja Indonesia saat ini dan ke depan akan diisi oleh Gen Z.

Generasi Z memiliki sifat yang berbeda dibandingkan generasi milenial atau generasi sebelumnya.  

Menurut David Stillman dan Jonah Stillman, ada tujuh sifat utama generasi Z. Ketujuh sifat utama itu adalah sebagai berikut:

1. Figital: Gen Z adalah generasi pertama yang lahir ke dunia di mana segala aspek fisik (manusia dan tempat) mempunyai ekuivalen digital. Bagi Gen Z, dunia nyata dan dunia virtual saling tumpang tindih. Virtual merupakan bagian dari realitas mereka.

Dunia kerja biasanya lambat beradaptasi terhadap solusi digital dan menghadapi tantangan yang tidak ada sebelumnya dalam hal mencari tempatnya di dunia phygital. Sejumlah 91% Gen Z mengatakan bahwa kecang-
gihan teknologi suatu perusahaan akan berdampak terhadap keputusan mereka bekerja di perusahaan tersebut.

Baca Juga: Madu Sialang dari Ogan Komering Ulu (OKU) Miliki Banyak Khasiat. Petani Madu Kewalan Terima Pesanan

2. Hiper-Kustomisasi: Gen Z selalu berusaha keras mengidentifikasi dan melakukan kustomisasi atau penyesuaian identitas mereka sendiri agar dikenal dunia. Kemampuan mereka mengustomisasi segala sesuatu menimbulkan ekspektasi bahwa perilaku dan keinginan mereka sudah sangat akrab untuk dipahami.

Dari nama jabatan sampai jalur karier, muncul tekanan untuk melakukan penyesuaian. Ini menjadi hal sulit bagi dunia kerja, yang sepanjang sejarah terfokus untuk bersikap adil dan memberikan perlakuan yang sama bagi semua orang. Sejumlah 56% Gen Z lebih memilih membuat uraian pekerja an mereka sendiri daripada diberikan deskripsi yang sudah umum.

3. Realistis: Tumbuh setelah peristiwa 11 September, dengan terorisme menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari serta hidup melewati masa ktrisis berat sejak dini, telah membentuk pola pikir pragmatis dalam merencanakan dan mempersiapkan masa depan.

Perguruan tinggi dan universitaslah yang pertama kali mengalami kesulitan menghadapi sikap realistis seperti ini dan selanjutnya giliran lingkungan kerja. Dengan Millemial yang idealis duduk sebagai manajer garis depan, potensi kesenjangan dengan Gen Z menganga lebar. Seperti cara pandang Gen Z, untuk bertahan atau bahkan maju, sebaiknya bersifatlah realistis terhadap apa saja yang perlu dilakukan.

4. FOMO (fear out missing out): Gen Z sangat takut melewatkan sesuatu. Kabar baiknya, mereka selalu berada di barisan terdepan dalam tren dan kompetisi.Sementara kabar buruknya, Gen Z selalu khawatir mereka bergerak kurang cepat dan tidak menuju arah yang benar.

Lingkungan kerja akan tertantang oleh Gen Z yang selalu ingin melompat untuk memastikan mereka tidak ketinggalan. Sejumlah 75% Gen Z tertarik dengan situasi yang memungkinkan mereka memiliki peran ganda di satu kantor.

Baca Juga: Apa Sih, Beras Singkong Itu? Yuk, Mengingat Kembali Produk Sehat Dalam Negeri Satu Ini

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: KKB dan KKSB

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X