Trenggalek, Klikanggaran- Ketua Komite III Dewan Pimpinan Daerah (DPD) RI, Sylviana Murni, bicara porang bisa menjadi komoditas yang menjanjikan di tengah pandemi Covid-19 dalam kegiatan panen porang nasional 2021, Trenggalek, Kamis (25/08).
“Porang bagi saya adalah emas yang terpendam. Mengapa? Karena tanaman porang bisa menjadi komoditas yang menjanjikan di tengah pandemi Covid-19. Tanaman yang menghasilkan banyak manfaat dan peluang usaha terbuka luas,” terang Sylviana.
Pertanian porang berpotensi memulihkan perekonomian di masa pandemi Covid-19. Terkait hal ini, Ketua Komite III DPD RI, Sylviana Murni menyampaikan pandangannya. Sylviana memperingatkan masyarakat supaya tidak lengah dalam euforia potensi porang.
“Produksi porang dari petani yang berjumlah besar akan tetapi jangan sampai euforia porang menjadi lengah? Kedepannya untuk apa? Sehingga petani bisa sejahtera. Ini harus dipikirkan langsung pemerintah berkolaborasi dengan tiga pilar,” ujar Sylviana dalam kunjungan bersama Kementerian Pertanian di Desa Jombok, Kecamatan Pule, Trenggalek.
Baca Juga: Paket Sembako Tahap Dua Diberikan Bakamla RI pada 50 Keluarga Nelayan
Perlu diketahui, pada tahun 2021, petani porang di Trenggalek telah melakukan panen raya porang kurang lebih 408.960 ton dari lahan 4.172 hektare. Sylviana mengatakan, ia tidak ingin potensi porang di Trenggalek ke depannya memburuk dengan harga yang anjlok serta petani bangkrut.
“Kita tak mau terpuruk dengan masa lalu yang pada ramai menanam buah merah, dan mengkudu. Kita pasti tahu harga porang hari ini berapa, tapi kita masih bergerak. Ini harus segera ada solusi yang serius,” tegas Sylviana.
Sylviana menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa perlu upaya supaya porang tidak ekspor dengan spesifikasi bahan mentah. Menurut Sylviana, negara lain lebih hebat dalam pengelolaan bahan mentah karena semua teknologi mendukung. Sedangkan di Indonesia, lanjut Sylviana, masih terpangkas refocusing untuk mendukung sarana prasarana menjadikan bahan setengah jadi untuk diekspor.
“Jangan menikmati euforia dulu, kita harus berfikir hilirisasi. Seperti porang ini juga dipakai bahan kosmetik. Coba berapa banyak pabrik kosmetik di Indonesia ini? Dan juga wanita yang ingin diet kasih solusi makan porang karena porang ini kita tahu rendah karbohidrat,” kata nya saat memberikan sambutan panen raya porang.
Menurut Sylviana, jika tiga pilar mampu berkolaborasi bersama untuk mengelola porang, pasti akan tercipta ekosistem hirilisasi yang baik. Tiga pilar yang dimaksud Sylviana yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat.
“Saya teringat bagaimana kalau pramuka ini bergerak dalam tanaman porang. Sangat luar biasa sekali, pasti trenggalek akan sesuai dengan slogannya Meroket,” ujar Sylviana.
Menurut Senator asal Dapil Provinsi DKI Jakarta, Porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan, karena punya peluang yang cukup besar untuk diekspor. Catatan Badan Karantina Pertanian menyebutkan, ekspor porang pada tahun 2018 tercatat sebanyak 254 ton, dengan nilai ekspor yang mencapai Rp 11,31 miliar ke negara Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia dan lain sebagainya.