peristiwa

Kekuasaan, Politik, dan Uang Akankah Digunakan Presiden KPI untuk Maju Kandidat Ketum KSPSI Tahun 2022?

Senin, 22 November 2021 | 10:45 WIB
Berita terkait pencalonan Presiden KPI, Prof. Dr. Mathias Tambing, SH. MSi. (Dok.Klikanggaran.com/TeddyS)

Pernah ada teriakan melalui ponsel dari Presiden KPI Hanafi Rustandi (almarhum) yang disampaikan kepada Wakil Sekjen KPI Sonny Pattiselano (sekarang sudah dipecat) saat ada demo kedua Pergerakan Pelaut Indonesia (PPI) bulan Mei 2016 di depan Gedung KPI Pusat di Jl. Cikini Raya No. 58AA-BB Menteng, Jakarta Pusat 10130.

Hanafi yang saat itu sebagai Presiden Eksekutif KPI dan sedang berada di Bali, berteriak agar kita (maksudnya pengurus KPI pusat) jangan lakukan tindakan kontraproduktif yang bersifat kekerasan terhadap pelaut PPI yang sedang berdemo itu.

Baca Juga: Media AS Mengklaim Rusia Berpotensi Akan Menyerang Ukraina ketika Cuaca Makin Dingin

Almarhum Hanafi bilang dengan tegas, "Kita bisa hidup ini dari hasil keringatnya pelaut. Kita bisa makan enak karena pelaut. Jangan lakukan tindakan kekerasan terhadap pelaut yang berdemo!!!"

Akan tetapi, peringatan itu tidak dihiraukan oleh Mathias Tambing yang mengendalikan PP KPI itu. Letusan peluru gas air mata beberapa kali disemburkan oleh pasukan polisi dari Polda Metro Jaya begitu rupa dan mampu membubarkan pelaut PPI untuk balik kembali di basisnya di Tanjung Priok.

Oleh sebab itu, Komunitas Pelaut Senior dan Masyarakat Pelaut NKRI meminta kepada para peserta Kongres KSPSI di bulan Februari 2022 di Jakarta, diharapkan untuk tidak mendukung, memilih, apalagi ngotot memenangkan nama Mathias Tambing untuk menjadi Ketua Umum DPP KSPSI periode 2022-2027, jika tidak ingin menjadikan organisasi KSPSI mandek, mundur dan hancur-hancuran ke depannya saat dipimpin Mathias Tambing.

"Lihatlah organisasi serikat pekerja profesi pelaut sekelas organisasi KPI yang terkaya jika disandingkan dengan organisasi SP lainnya yang eksis. Pada akhirnya diporak-porandakan, dijarah, dijadikan bancakan. Dijadikan alat untuk bersekongkol dengan oknum birokrat, oknum aparat, oknum preman, oknum pelaut pecundang. Sampai pada oknum beberapa orang paranormal," ungkap Hasoloan Siregar.

Baca Juga: Laga Pamungkas Grup B, PALI Jumpa Pagar Alam di Cabor Sepak Bola Porprov XIII OKU Raya

"Kita baik di Komunitas Pelaut Senior maupun di Masyarakat Pelaut NKRI memang diakui sangat sulit menimbangkan Mathias Tambing dengan tiga butir Tuntutan Reformasi Total KPI 17 Desember 2020-nya. Karena apa? Yah, karena modal kuat Mathias Tambing yang bukan pelaut atau pekerja itu hanya mengandalkan kekuatan kekuasaannya, politiknya, dan uang organisasi KPI yang digerogotinya itu,” lanjutnya.

“Maka, sebaiknya para sahabat aktivis pekerja yang menjadi peserta di Kongres KSPSI yang punya hak suara untuk memilih sang ketua umumnya. Dihimbau janganlah memandang nama Mathias Tambing berpotensi untuk terpilih. Apalagi dia itu bukanlah berbasis pekerja dan bukan ahlinya bicara soal dunia ketenagakerjaan serta kehidupan kebebasan berserikatnya para pekerja yang berhimpun di KSPSI. Ini harapan kita, Komunitas Pelaut Senior dan Masyarakat Pelaut NKRI. Terima kasih," ucap Juru Bicara Komunitas Pelaut Senior dan Masyarakat Pelaut NKRI menyudahi keterangannya.

Mungkin teman Anda tertarik dengan artikel ini, mohon dibantu share kepadanya, ya. Terima kasih telah menjadi pembaca setia klikanggaran.com.

Halaman:

Terkini