Purwokerto, Klikanggaran.Com --Ternyata, mahasiswa yang kuliah di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Banyumas, Jawa Tengah tidak hanya berasal dari Indonesia saja. Ada juga mahasiswa asing dari berbagai negara.
Tentu saja, karena mereka mahasiswa internasional yang berbeda negara, budaya, adat, sistem pendidikan, dan bahasa, mereka punya cerita menarik selama kuliah di kampus biru itu.
Tercatat ada nama, Mahmuda Akter MPd (Bangladesh) dan Azzam Hassan Mohamed Abdalla, M.M (Sudan), Poramint Chai Kong, S.H (Thailand) dan Sait Arslan, S.Kom (Turki).
Baca Juga: Dugaan Mega Skandal Korupsi Masjid Sriwijaya, Ini Pendapat dari Pondok Ngasor
Salah seorang wisudawan dari Sudan Azzam Hassan Mohamed Abdalla MM menuturkan, masuk kuliah di UMP Purwokerto karena selain ingin mendapatkan ilmunya, juga ingin lebih mengenal budaya dan kehidupan orang Indonesia.
Sementara mahasiswa asal Turki, Sait Arslan berbagai cerita selama kuliah di UMP. Ia mengaku tak dapat menyembunyikan rasa bahagianya.
Pria yang sudah bermukim di Purwokerto sekitar 4 tahun termasuk salah satu sarjana yang diwisuda. Mahasiswa program studi Teknik Informatika pada Fakultas Teknik dan Sains sangat senang bisa menempuh kuliah di Indonesia.
" Saya masuk ke Indonesia melalui program bea siswa yang ditawarkan UMP untuk warga asing," ujar Saut Arslan, dengan bicara bahasa Indonesia yang belum lancar.
Arslan menuturkan, sebenarnya ia sedang kuliah di Pakistan, namun kemudian merasa lebih senang ke Indonesia. Apalagi setelah ia mempelajari budaya, makanan dan tempat wisata.
‘’Orangnya disini ramah-ramah, bahkan sering minta foto dengan saya,’’ kata pria penyuka nasi goreng.
Sekitar tiga bulan lamanya ia beradaptasi di Indonesia dengan mengikuti program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) UMP. Sekitar tahun 2018 ia mulai kuliah di UMP dan memilih prodi Teknik Informatika.
Baca Juga: Apa Itu Kebaikan dan Apa Itu Dosa? Dosa itu Menggelisahkan dan Memalukan
Menurutnya ada perbedaan proses belajar antara di Turki dan Indonesia. ‘’Kalau di Turki banyak teorinya dari praktik, di Indonesia justru banyak praktiknya,’’ ujarnya.