(KLIKANGGARAN) – Tragedi ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur pada 29 September 2025 lalu masih menyita perhatian publik.
Hingga kini, tim SAR Gabungan masih melakukan evakuasi terhadap korban yang tertimbun reruntuhan musala tempat para santri beribadah.
Data terakhir menunjukkan total 169 korban, dengan rincian 104 orang selamat dan 65 lainnya dinyatakan meninggal dunia.
Baca Juga: Mahfud MD Dukung Menkeu Purbaya, Puji Sikap Tegas dan Kebijakan Pajak yang Tak Bebani Rakyat
Proses Identifikasi Korban Masih Berjalan
Peristiwa naas itu terjadi saat para santri tengah melaksanakan salat Ashar, sehingga banyak di antara mereka yang terjebak di bawah puing bangunan musala.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur masih bekerja keras memastikan identitas seluruh korban. Proses identifikasi dilakukan di dua lokasi, yakni posko ante mortem di Ponpes Al Khoziny dan posko post mortem di RS Bhayangkara.
“Kami memastikan tim DVI Polda Jawa Timur dan seluruh instansi terkait yang bertugas akan terus bekerja maksimal, cepat, dan hati-hati agar seluruh jenazah korban bisa segera dikenali dan diserahkan kepada keluarga masing-masing,” ujar Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Polisi Jules Abraham Abast, Senin malam (6/10/2025).
Baca Juga: Komitmen Tingkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat, Bupati Lutra Terima Penghargaan dari Kemenkum
17 Korban Sudah Teridentifikasi
Kabid Dokkes Polda Jatim, Kombes M. Khusnan Marzuki, menyampaikan bahwa pihaknya menerima 59 kantong jenazah, termasuk satu kantong berisi bagian tubuh yang cocok dengan salah satu korban.
“Sampai hari ini, tim gabungan telah berhasil mengidentifikasi total 17 korban dari 59 kantong jenazah yang diterima,” kata Khusnan.
“Dilihat dari usia, kemudian dari properti yang ada semua, kami rasa itu semua adalah santri dari properti yang dipakai,” tambahnya.