(KLIKANGGARAN) — Aksi solidaritas untuk Palestina di pusat kota London berakhir ricuh. Hampir 500 orang ditangkap polisi setelah massa tetap menggelar demonstrasi menentang larangan terhadap kelompok Palestine Action, meski pihak berwenang menyerukan agar aksi dibatalkan pasca serangan terhadap sinagoge di Manchester.
Seperti dilaporkan Skynews, ribuan orang berkumpul di Trafalgar Square pada Sabtu (5/10) untuk menuntut pemerintah Inggris mencabut status terlarang bagi Palestine Action — kelompok yang sebelumnya dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris sejak Juli lalu.
Kepolisian Metropolitan London melaporkan 492 orang ditangkap, dengan usia termuda 18 tahun dan tertua 89 tahun. Sebanyak 297 orang masih ditahan untuk pemeriksaan lebih lanjut, sementara sisanya dibebaskan dengan jaminan.
Penangkapan sudah dilakukan bahkan sebelum demonstrasi dimulai. Enam orang ditahan di Jembatan Westminster karena membentangkan spanduk bertuliskan “I oppose genocide” dan “I support Palestine Action.”
Sebagian besar penangkapan terjadi di Trafalgar Square, tempat para demonstran membawa poster dukungan bagi perjuangan Palestina.
Foto-foto yang beredar menunjukkan banyak peserta aksi merupakan lansia, beberapa di antaranya menggunakan kursi roda dan tongkat. Polisi tampak membantu atau mengangkat mereka menuju area penahanan.
Salah satu peserta, Mike Higgins (62), yang tunanetra dan menggunakan kursi roda, mengatakan kepada kantor berita PA:
“Kami akan memenangkan perjuangan ini, tidak diragukan lagi. Saya hanya ingin kemenangan itu datang sekarang agar penderitaan di Palestina segera berakhir,” ujarnya, seperti dikutip dari Skynews.
Sebelum aksi dimulai, Kepala Kepolisian Metropolitan Sir Mark Rowley telah meminta kelompok penyelenggara Defend Our Juries untuk menunda demonstrasi. Ia khawatir sumber daya kepolisian akan terbagi dan kemampuan melindungi komunitas Yahudi di Inggris terganggu pasca serangan di sinagoge Crumpsall, Manchester.
Pemimpin Partai Buruh Sir Keir Starmer juga menyerukan agar massa “menghormati duka warga Yahudi Inggris”. Sejumlah tokoh Yahudi menyebut aksi tersebut sebagai langkah yang “sangat tidak peka secara moral”.
Namun, dalam surat terbuka kepada Ade Adelekan, Deputi Komisioner Asisten Metropolitan Police, kelompok Defend Our Juries menegaskan aksi akan tetap dilanjutkan karena “melindungi demokrasi dan mencegah kematian yang tak terhitung di Palestina adalah isu yang sangat penting.”**