(KLIKANGGARAN)— Desakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump agar Israel menghentikan serangan udara ke Gaza belum membuahkan hasil.
Seperti dilaporkan Al Jazeera, Israel tetap melanjutkan serangannya meski Trump telah menyerukan penghentian pemboman terhadap warga sipil.
Dalam pernyataan resminya, Council on American-Islamic Relations (CAIR) menilai langkah Trump masih sebatas retorika politik tanpa tindakan nyata.
“Presiden Trump harus melangkah lebih jauh dari sekadar kata-kata dan segera menggunakan seluruh instrumen diplomatik, politik, dan ekonomi — termasuk meninjau bantuan militer AS — untuk mengakhiri kampanye pembunuhan massal ini,” demikian pernyataan CAIR, seperti dikutip dari Al Jazeera.
CAIR juga mendesak Gedung Putih berhenti “mendanai dan membela rezim yang melakukan genosida”. Menurut lembaga itu, pemerintahan Trump perlu segera bertindak sebelum lebih banyak warga sipil menjadi korban.
Amerika Serikat diketahui telah memberikan bantuan militer bernilai miliaran dolar kepada Israel sejak invasi ke Gaza dimulai pada Oktober 2023.
Namun, seperti dilaporkan Al Jazeera, Trump menolak seruan untuk menghentikan bantuan tersebut meski berbagai laporan pelanggaran HAM dan kejahatan perang dilakukan oleh pasukan Israel terhadap warga Palestina.
Sementara itu, Stephen Walt, pakar politik internasional dari Harvard University, menyebut langkah Trump sebagai intervensi setengah hati.
“Rencana AS untuk mengakhiri perang di Gaza dikendalikan oleh pihak-pihak yang sangat pro-Israel,” ujar Walt dalam program The Bottom Line di Al Jazeera.
“Kita sudah melihat film ini sebelumnya. Pola yang sama terulang, di mana AS berpura-pura menengahi perdamaian, tetapi kenyataannya membiarkan Israel tetap mendominasi,” tambah Walt.
CAIR menegaskan, tanpa langkah nyata dari Washington, proposal gencatan senjata permanen akan sulit terwujud, dan penderitaan warga Gaza akan terus berlanjut.**