(KLIKANGGARAN) – Ribuan pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam Asosiasi Gabungan Aksi Roda Dua (GARDA) turun ke jalan menggelar aksi di kawasan Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (17/9/2025) sekitar pukul 09.30 WIB.
Dalam selebaran ajakan aksi yang tersebar di media sosial, tercatat tiga titik lokasi unjuk rasa: Kantor Kemenhub, Istana Presiden, serta Gedung DPR RI.
"Aksi '179 Ojol' Asosiasi Pengemudi Ojek Online Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) 17 September 2025. Ojol lain tetap bisa ONBID atau narik seperti biasa," demikian keterangan dalam poster yang diunggah akun Instagram @keluhkesahojol.id.
Panitia aksi juga menyerukan agar demonstrasi berjalan damai. "Tidak ada sweeping, tidak ada tindakan anarkis, tidak ada provokasi, tetap solid, damai, dan bermartabat," tegas imbauan itu.
1. Ribuan Personel Gabungan Diterjunkan
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro, menyebut total 6.118 personel dikerahkan demi menjaga ketertiban.
"Kuat pengamanan di wilayah Jakpus 6.118 personel. Kami memohon pengertian masyarakat demi keselamatan dan kenyamanan bersama," ujarnya.
2. Polisi Gunakan Pendekatan Persuasif
Susatyo memastikan pengamanan dilakukan tanpa senjata api. "Kami ingin memastikan kegiatan berlangsung aman, tertib, dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat lainnya," tuturnya.
3. Ojol Matikan Aplikasi Serentak
Ketua Umum GARDA, Igun Wicaksono, menegaskan aksi juga diwujudkan dengan “off-bid” massal.
"Sebagian besar transportasi online akan mematikan aplikasi secara masif sebagai bentuk solidaritas pergerakan aksi demonstrasi ojek online," katanya.
4. Tujuh Tuntutan Disuarakan
Para demonstran membawa tujuh tuntutan, di antaranya memasukkan RUU Transportasi Online ke Prolegnas 2025–2026, menurunkan potongan aplikator dari 20% menjadi 10%, mengatur tarif antar barang dan makanan, serta audit potongan 5%.