KLIKANGGARAN -- Rusia dan Iran telah membuat langkah bersejarah dengan sepenuhnya meninggalkan dolar AS dalam perdagangan bilateral mereka.
DIlansir RT.com, Gubernur Bank Sentral Iran (CBI), Mohammad-Reza Farzin, menyampaikan bahwa kedua negara kini hanya menggunakan rubel dan rial sebagai mata uang perdagangan, sebuah langkah strategis untuk menghadapi sanksi internasional yang dianggap tidak adil.
Dalam Konferensi ke-11 tentang Perbankan Modern dan Sistem Pembayaran di Teheran, Farzin menjelaskan bahwa kesepakatan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang kedua negara.
"Kami telah menandatangani perjanjian mata uang dengan Rusia, mengakhiri ketergantungan pada dolar. Semua transaksi kini dilakukan dalam rubel dan rial," ungkapnya, seperti dilaporkan Fars News.
Kesepakatan ini mencakup penetapan nilai tukar khusus untuk mendukung kelancaran perdagangan internasional antara kedua negara.
Langkah ini melanjutkan rencana yang pertama kali diumumkan pada Juli 2022, ketika kedua negara sepakat untuk menghapus penggunaan dolar AS dalam hubungan dagang mereka.
Pada Desember 2022, perjanjian penting diratifikasi untuk mengimplementasikan transaksi menggunakan rubel dan rial.
Sebagai tindak lanjut, pengusaha dan bank dari kedua negara kini dapat mengakses sistem pembayaran alternatif yang tidak bergantung pada SWIFT, membuka jalur perdagangan yang lebih fleksibel dan independen.
Farzin juga mengungkapkan keberhasilan terbaru dalam kolaborasi perbankan.
Iran dan Rusia kini telah menyelaraskan sistem pembayaran nasional mereka, memungkinkan warga kedua negara menggunakan kartu debit domestik untuk transaksi lintas batas.
Selain itu, Iran juga mulai mengadopsi sistem pembayaran Mir Rusia untuk memperluas kemitraan internasionalnya.
Ia menyoroti integrasi antara sistem perbankan Mir Rusia dan Shetab Iran sebagai pencapaian besar dalam memperkuat hubungan finansial.