peristiwa

Pejabat Amerika Dilaporkan Mengunjungi Turki Membujuk Bank dan Perusahaan agar Putuskan Hubungan dengan Rusia

Jumat, 1 Maret 2024 | 19:14 WIB
Putin dan Erdogan dalam sebuah pertemuan (IG/vladimir.putin_offical)

KLIKANGGARAN -- Amerika Serikat (AS) terus menekan Turki. Mengutip RIA Novosti, RT.com melansir bahwa bisnis Turki berisiko dilarang melakukan operasi mata uang jika mereka terus berdagang dengan Rusia.

Atas perintah pemerintah AS, bank-bank Turki sudah tidak memproses pembayaran perdagangan dari Rusia kecuali untuk makanan.

Selain itu, bisnis Turki juga menghadapi ancaman pemutusan pertukaran mata uang jika mereka tidak memutuskan hubungan dengan mitra mereka di Rusia.

Dalam laporan terpisah awal pekan ini, Aydinlik mengungkapkan bahwa pejabat AS telah mengunjungi beberapa perusahaan dan lembaga keuangan Turki dan mengancam akan menghukum mereka atas hubungan dagang dengan Rusia.

Awal bulan ini, banyak bank Turki mulai menutup rekening perusahaan milik perusahaan-perusahaan Rusia dan memperketat kebijakan bagi individu sehubungan dengan ancaman sanksi sekunder dari AS.

Menurut beberapa laporan media, lembaga keuangan Turki telah memutuskan hubungan dan menangguhkan pemrosesan pembayaran dengan hampir semua bank Rusia untuk menghindari risiko sanksi.

Masalah pembayaran yang muncul terjadi setelah Presiden AS Joe Biden menandatangani perintah eksekutif pada bulan Desember yang mengizinkan sanksi sekunder diterapkan pada bank asing yang dicurigai mendukung Rusia.

Para pejabat AS telah berulang kali menyoroti Türkiye sebagai pusat penghindaran sanksi, dan beberapa pejabat Barat menyuarakan keprihatinan tentang tuduhan perdagangan antara perusahaan-perusahaan Turki dan entitas Rusia yang terkena sanksi.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada awal Februari bahwa pihak berwenang Rusia menyadari situasi tersebut dan mengonfirmasi bahwa negosiasi sedang berlangsung, dan menyalahkan “tekanan AS yang belum pernah terjadi sebelumnya, terang-terangan, dan agresif terhadap Türkiye dan perusahaan-perusahaan Turki.”

Tags

Terkini