Ahli Geologi Unsoed, Atasi Banjir di Brebes , Perbaiki Sistem Drainase dan Perkuat Tanggul

photo author
- Selasa, 11 November 2025 | 21:34 WIB
Banjir di Merendam Pasar Bumiayu Brebes (( Foto: Nanang AN).)
Banjir di Merendam Pasar Bumiayu Brebes (( Foto: Nanang AN).)

(KLIKANGGARAN) -- Banjir bandang menerjang beberapa kecamatan di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Menurut laporan detikJateng, tiga orang meninggal dunia akibat bencana yang juga menutup akses jalan nasional pada Sabtu (8/11).

Dua wilayah yang paling terdampak adalah Kecamatan Bumiayu dan Sirampog. Banjir terjadi setelah hujan deras pada Sabtu sore yang menyebabkan Sungai Keruh dan Sungai Erang (Kalierang) meluap.

Dosen Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Unsoed Yogi Adi Prasetya,ST.,MSc. Senin (10 /11/25) mengatakan, tercatat empat desa di Kecamatan Bumiayu terdampak banjir, yaitu Penggarutan, Dukuhturi, Kalierang, dan Langkap.

Baca Juga: ICW Nilai KPK Mulai Bangun dari Tidur, Soroti Tren Penindakan Korupsi yang Anjlok di 2024 dan Apresiasi Era Prabowo

Di Desa Kalierang, air bahkan naik hingga sekitar 80 cm dan menggenangi jalan nasional, sehingga lalu lintas terputus total. Jalan nasional di kawasan perkotaan Bumiayu pun terendam dan tidak dapat dilalui kendaraan.

" Tiga rumah warga dilaporkan roboh akibat kejadian tersebut. Di Kecamatan Sirampog, empat desa lainnya juga mengalami dampak serupa, " jelas alumni S2 dari Kyushu University, Fukuoka, Jepang ini.

BMKG mencatat bahwa hujan berintensitas tinggi yang mengguyur wilayah selatan Brebes pada Sabtu siang menjadi penyebab utama luapan Sungai Erang dan Kalierang.

Baca Juga: Kumamoto Masters Japan 2025: Moh. Zaki Ubaidillah Lolos ke Babak Utama Usai Kalahkan Wakil Tuan Rumah

Kondisi topografi Bumiayu yang berada di lereng pegunungan turut mempercepat aliran air menuju dataran rendah, ujar Yogi (anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia/IAGI).

Yogi yang juga dosen ahli Gunung Api mengatakan ,bahwa sebagai langkah penanganan, Pemerintah Kabupaten Brebes akan mengevaluasi sistem drainase serta memperkuat tanggul di sejumlah titik rawan banjir.

Pemetaan daerah rawan bencana juga akan diperbarui guna meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menjelang puncak musim hujan.

Sementara Sugianto (68 tahun) salah seorang warga terdampak banjir di sekitar Sungai Kalierang Bumiayu menuturkan, sejak menempati rumah pada tahun 2003 sudah mengalami banjir bandang seperti ini 2 (dua) kali.

Baca Juga: Jusuf Kalla Bongkar Modus Mafia Tanah di Makassar: Rekayasa Hukum, Pemalsuan Dokumen, hingga Klaim Palsu Kepemilikan Lahan

Khusus kejadian pada hari Sabtu kira-kira selang 7 tahunan terjadi lagi, malahan waktu banjir sebelumnya mobil Sugianto terendam air sampai jok mobil.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X