Data, AI, dan Kepercayaan: Fondasi Baru Transformasi Digital untuk Keberlanjutan Industri Keuangan dan Asuransi

photo author
- Jumat, 10 Oktober 2025 | 19:04 WIB
Transformasi digital jadi salah satu kunci keberlanjutan industri keuangan dan asuransi.  (keberlanjutan industri keuangan dan asuransi. (freepik/rawpixel.com))
Transformasi digital jadi salah satu kunci keberlanjutan industri keuangan dan asuransi. (keberlanjutan industri keuangan dan asuransi. (freepik/rawpixel.com))

(KLIKANGGARAN) – Arus disrupsi digital kini merambah hampir seluruh sektor ekonomi, tak terkecuali industri keuangan dan asuransi.

Selama satu dekade terakhir, Indonesia menyaksikan percepatan signifikan dalam penggunaan teknologi digital — mulai dari e-commerce, transportasi daring, hingga layanan finansial berbasis aplikasi.

Menurut laporan e-Conomy SEA 2024 yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai ekonomi digital Asia Tenggara mencapai sekitar Rp4.320 triliun, tumbuh 15 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dari jumlah itu, e-commerce menyumbang Rp1.082 triliun, menjadi sektor dengan pertumbuhan paling dominan.

Baca Juga: Usai Evakuasi Rampung, Polda Jatim Naikkan Status Kasus Ambruknya Ponpes Al Khoziny ke Tahap Penyidikan

Tren ini menegaskan perubahan perilaku masyarakat yang semakin mengandalkan layanan digital. Industri keuangan dan asuransi pun dituntut untuk beradaptasi menghadirkan produk yang mudah diakses, cepat, dan sesuai kebutuhan pengguna masa kini.

Menjawab Tantangan Regulasi dan Kepercayaan Publik

Transformasi digital dalam sektor keuangan tidak sekadar soal teknologi, tetapi juga menyangkut kepercayaan dan tata kelola.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui regulasi seperti POJK 11/2023 dan POJK 23/2023 menegaskan pentingnya prinsip governance, manajemen risiko, serta transparansi pelaporan. Aturan ini menjadi panduan yang menyeimbangkan antara inovasi dengan akuntabilitas.

Baca Juga: Anggota DPRD Sulsel Lakukan Pengawasan Program Bantuan APBD Provinsi di Luwu Utara

Di era keterbukaan informasi, reputasi perusahaan bukan lagi hanya ditentukan oleh laporan keuangan tahunan, tetapi juga oleh pengalaman pelanggan yang tersebar luas melalui media sosial dan platform digital.

Big Data dan AI: Arah Baru Industri Asuransi

Industri asuransi kini kian bergantung pada big data analytics untuk menilai risiko secara presisi dan merancang strategi bisnis yang lebih adaptif.

Data perilaku, gaya hidup, hingga riwayat kesehatan nasabah digunakan untuk mengembangkan usage-based insurance, yaitu produk asuransi dengan premi yang disesuaikan berdasarkan perilaku pengguna.

Baca Juga: Hotman Paris Pertanyakan Penetapan Tersangka Nadiem Makarim: Bawa Bukti Audit BPKP, Klaim Tak Ada Kerugian Negara

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X