Pasca Gempa Filipina 6,9 M: Ibu-Anak Berpelukan di Mall Mindanao, 69 Tewas, Gereja Bersejarah Runtuh dan Ribuan Warga Panik

photo author
- Kamis, 2 Oktober 2025 | 11:26 WIB
Bencana gempa bumi yang mengguncang wilayah Filipina, kini sisakan kisah pilu bagi warga setempat. ((X.com/@metmalaysia))
Bencana gempa bumi yang mengguncang wilayah Filipina, kini sisakan kisah pilu bagi warga setempat. ((X.com/@metmalaysia))

(KLIKANGGARAN) – Guncangan kuat dari gempa bumi berkekuatan 6,9 magnitudo yang melanda Filipina pada Selasa, 30 September 2025, meninggalkan duka mendalam.

Peristiwa ini meluluhlantakkan sejumlah bangunan, menewaskan puluhan orang, dan memicu kepanikan besar di wilayah tengah hingga selatan negeri itu.

Al Jazeera melaporkan pada Kamis, 2 Oktober 2025, sedikitnya 69 orang dilaporkan meninggal dunia, sementara lebih dari 140 lainnya mengalami luka-luka. Ribuan warga berlarian ke jalan raya di tengah listrik yang padam, disertai kepanikan massal.

Baca Juga: Inilah Cara Pemerintah Tutup Celah Distribusi MBG, dari Insentif Rp100 Ribu untuk Guru hingga Peran Kader Posyandu

Korban Jiwa di Bogo City
Kota Bogo di Cebu menjadi salah satu daerah dengan dampak paling parah. Lebih dari 20 orang, termasuk anak-anak, tewas tertimpa reruntuhan.

Bahkan, sebuah kompleks olahraga yang semula difungsikan sebagai tempat pengungsian justru roboh dan menimpa pengungsi serta petugas di dalamnya.

Para ahli menjelaskan, gempa dengan kedalaman sekitar 10 kilometer itu termasuk kategori dangkal, sehingga berpotensi menimbulkan kerusakan yang lebih hebat karena episentrumnya dekat permukaan bumi. Getarannya bahkan terasa hingga ke pulau-pulau tetangga.

Baca Juga: Rokok Jadi Dilema Ekonomi dan Kesehatan, Menkeu Purbaya Tantang Alternatif Kebijakan untuk Lapangan Kerja dan Industri

Gereja Bersejarah Runtuh
Gubernur Cebu, Pam Baricuatro, menegaskan salah satu dampak terberat gempa adalah robohnya gereja bersejarah di Daanbantayan.

“Situasi di Daanbantayan menyoroti betapa parah dampak gempa terhadap bangunan gereja bersejarah, yang menjadi bagian dari identitas kultural dan spiritual Cebu,” ujarnya sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, Kamis, 2 Oktober 2025.

Kepanikan di Mall Mindanao
Di General Santos, Mindanao, banyak warga masih trauma. Nilda Masibay, salah seorang penyintas, mengenang detik-detik saat mall berguncang hebat.

“Saya sangat gugup kemarin, jantung saya berdebar kencang sekali. Saya pikir itu akhir hidup saya. Banyak sekali orang berlarian,” ungkapnya kepada World Vision, Rabu, 1 Oktober 2025.

Baca Juga: Eks Intel Sri Radjasa Ungkap Skandal Pemutusan 1.040 Pendamping Desa, Soroti Surat PAN hingga Kritik Menteri Yandri

Ia menambahkan, hanya anak-anak yang ada di pikirannya saat itu.
“Saya benar-benar berpikir saya akan mati. Yang saya pikirkan hanyalah anak-anak saya,” ucapnya dengan suara bergetar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X