Di sisi lain, Fatah menyambut baik upaya AS untuk menghentikan perang dan siap bekerja sama membuka jalur bantuan kemanusiaan.
Namun, tokoh senior Fatah Abbas Zaki mengecam rencana itu sebagai “dokumen penyerahan” yang hanya akan “mengabadikan penghinaan dan melegitimasi pendudukan”.
Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres turut menyampaikan apresiasi atas inisiatif AS, namun menekankan prioritas utama tetap pada upaya meringankan penderitaan warga sipil Gaza.
Menurut laporan Al Jazeera, sejumlah analis menilai proposal Trump lebih mirip ultimatum ketimbang tawaran damai, karena menuntut Hamas menyerahkan seluruh leverage tanpa adanya jaminan kepercayaan.
Sultan Barakat, profesor di Hamad Bin Khalifa University, menilai cara Trump memaparkan rencana bersama Netanyahu menunjukkan keberpihakan yang kuat pada Israel.**
Artikel Terkait
Israel Pertimbangkan Okupasi Permanen Gaza, Trump Fokus Bantuan, PBB dan Hamas Kecam Rencana Netanyahu
Istana: 2.000 Warga Gaza ke Pulau Galang untuk Pengobatan, Bukan Evakuasi Tetap dari Negara Asal
Israel Akui Targetkan Jurnalis Al Jazeera Anas al-Sharif, 7 Tewas dalam Serangan Udara di Kamp Wartawan Gaza
Rencana Kota Modern AS di Gaza Bocor, Dinilai Upaya Deportasi Massal dan Picu Kecaman Internasional
Dari Gaza ke Ramallah, Pengakuan Inggris atas Palestina Disambut Dunia tapi Ditentang Israel hingga Munculkan Wacana Aneksasi Baru