“Saat itulah saya merasakan benturan di kaki dan pinggul saya,” ungkap Cesar.
Asosiasi Jurnalis Nasional Peru (ANP) mencatat enam jurnalis terluka dalam liputan di lokasi.
Filipina: Dari Taman Rizal ke Istana Malacanang
Di Manila, Filipina, aksi bertajuk “Baha sa Luneta: Aksyon laban sa Korapsyon” berlangsung pada 21 September 2025. Ribuan massa Gen Z memadati Taman Rizal hingga Kuil EDSA.
Awalnya berjumlah 4.000 orang, demonstran melonjak jadi 15.000 hanya dalam sejam berkat seruan masif di platform digital.
"Ketika massa mencoba menuju Istana Malacanang, polisi menghadang dengan gas air mata dan menangkap puluhan remaja," tulis The Manila Times.
Seorang aktivis, Teddy Casino, menyuarakan tuntutan keras.
“Korupsi membuat rakyat turun ke jalan, menyalurkan kemarahan mereka, agar pemerintah benar-benar menjalankan tugasnya,” tegasnya.
Tokoh muda Sarah Elago turut lantang bersuara, mengecam dinasti politik dan praktik korupsi yang masih bercokol.
“Lima puluh tiga tahun berlalu, namun pencuri dan koruptor tetap berkuasa. Apakah Anda akan membiarkan ini?” serunya, disambut pekikan massa.
Jejak di Nepal dan Prancis
Sebelum Peru dan Filipina, Nepal dan Prancis lebih dulu menjadi saksi kebangkitan politik Gen Z.
Di Nepal, pemblokiran media sosial justru memicu gelombang perlawanan hingga menjatuhkan perdana menteri.
Artikel Terkait
Ironi Ketimpangan di Nepal: Demo Besar, Rumah Mantan PM Dibakar, 10% Orang Kaya Raup Tiga Kali Lipat dari Warga Termiskin
Sorotan Khusus: Fenomena 'Nepo Kids' Anak Pejabat Nepal Pamer Kemewahan, Picu Protes Besar dan Gelombang Tuntutan Reformasi
Gejolak Demonstrasi Kathmandu Nepal: Skandal Korupsi, Pemblokiran Medsos, dan Mundurnya Perdana Menteri Nepal
Ketua BEM UI Bandingkan Aksi Gen Z Nepal dengan Indonesia: Peringatkan Pejabat Benahi Diri, Bukan Sekadar Meredam Amarah Rakyat
Kerusuhan Nepal 2025 Dipandang Sebagai Luka Lama Monarki yang Belum Usai Sejak Tragedi Istana 2001 hingga Transisi ke Republik