Aksi Gen Z Guncang Dunia: Dari Nepal, Filipina hingga Peru, Medsos Jadi Senjata Utama Mobilisasi Massa Lawan Korupsi dan Ketidakadilan

photo author
- Senin, 22 September 2025 | 21:25 WIB
Menyoroti pola aksi demonstrasi di Nepal hingga Peru yang diinisiasi oleh para generasi Z atau Gen Z. ((Unsplash.com/@Ehimetalor))
Menyoroti pola aksi demonstrasi di Nepal hingga Peru yang diinisiasi oleh para generasi Z atau Gen Z. ((Unsplash.com/@Ehimetalor))

(KLIKANGGARAN) – Gelombang demonstrasi yang dipimpin generasi muda, khususnya Gen Z, terus bergulir di berbagai negara. Dari Nepal hingga Peru, media sosial menjadi medium utama yang menggerakkan massa ke jalanan.

Pantauan linimasa media sosial pada 22 September 2025 memperlihatkan ribuan anak muda turun ke jalan menolak korupsi, kebijakan menindas, hingga praktik oligarki politik.

Menurut laporan AFP, pola protes yang muncul menunjukkan media sosial bukan hanya ruang hiburan, tetapi senjata ampuh untuk mobilisasi cepat.

Baca Juga: Lebih Dulu dari Pemerintah, Kapolri Listyo Sigit Bentuk Tim Reformasi Polri Internal dengan 52 Pati, Dipimpin Komjen Chrysnanda


“Cara unik yang dilakukan Gen Z memanfaatkan media sosial itu salah satunya sebagai alat mobilisasi,” tulis AFP pada Senin, 22 September 2025.

Peru: Dari Seruan Digital ke Jalanan

Di ibu kota Peru, Lima, ratusan anak muda memadati jalan pada Minggu, 21 September 2025. Mereka menuntut pemerintah mengakhiri korupsi, mengatasi kejahatan geng, serta menolak aturan baru dana pensiun.

Protes yang awalnya berlangsung damai berubah ricuh setelah aparat menembakkan gas air mata. Sedikitnya 18 orang terluka, sementara jumlah penangkapan masih belum diumumkan.

Baca Juga: Saat Prabowo Panggil Amran Tengah Malam: Kisah di Balik Larangan Impor Tepung Tapioka demi Selamatkan Petani Singkong

Jonatan Esquen, pelajar 18 tahun yang ikut aksi, menyebut gelombang ini sebagai kebangkitan generasi muda.


“Karena orang-orang akhirnya menyadari kamu muda aktif di media sosial dan arena politik,” ujarnya.

Sementara itu, Xiomi Aguilar, warga Peru, meluapkan kekecewaannya dengan keras.
“Saya sangat marah, saya merasa benar-benar disesatkan oleh pemerintah ini. Dan Kongres ini yang melayani partai-partai politik,” ucapnya.

Kericuhan juga menimpa jurnalis. Fotografer media lokal Hildebrandt En Sus Trece, Cesar Zamalloa, menjadi korban saat meliput.

Baca Juga: Empat Negara Barat Resmi Akui Palestina sebagai Negara Berdaulat, Netanyahu Murka dan Sebut Pengakuan Hanya Hadiah untuk Teror

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X