SPIEF 2024: Anggota BRICS Diskusikan Sistem Pembayaran Terpadu Sehingga Memungkinkan Negara-Negara Tidak lagi Menggunakan SWIFT

photo author
- Senin, 10 Juni 2024 | 10:37 WIB
Benderaa anggota BRICS (Pixabay/www_slon_pics)
Benderaa anggota BRICS (Pixabay/www_slon_pics)

KLIKANGGARAN -- Para menteri keuangan BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) secara aktif menjajaki penciptaan sistem pembayaran terpadu berdasarkan teknologi blockchain.

Sistem ini bertujuan untuk memberikan alternatif terhadap sistem pesan keuangan SWIFT yang didominasi negara Barat.

Dengan melakukan hal ini, negara-negara BRICS berupaya mengurangi ketergantungan mereka pada pembayaran dengan dolar AS, yang saat ini menimbulkan risiko signifikan dalam perdagangan global.

Jika berhasil dilaksanakan, inisiatif ini dapat menandai perubahan penting menuju kemandirian dan stabilitas finansial yang lebih besar bagi negara-negara anggota BRICS.

Menteri Keuangan BRICS saat ini sedang mengkaji kemungkinan peluncuran sistem penyelesaian keuangan berbasis blockchain yang dapat digunakan sebagai pengganti sistem pesan keuangan SWIFT yang didominasi negara Barat, kata Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov pada hari Jumat, dilansir Russia Today.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap, Ternyata Ini Alasan Polwan Briptu FN Bakar Suami, Briptu RDW di Jombang, Kenapa?

Menyediakan sistem pembayaran alternatif adalah tujuan utama dari mekanisme baru ini, karena penyelesaian dolar AS saat ini menimbulkan “risiko besar” bagi peserta perdagangan global, Siluanov mengatakan kepada Izvestia di sela-sela Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF).

Menteri mengatakan bahwa Rusia mengusulkan pembuatan platform bersama untuk pertukaran aset keuangan digital yang akan diterbitkan oleh bank sentral berdasarkan mata uang nasional.

“Sistem penyelesaian baru berdasarkan teknologi digital modern adalah masa depan,” katanya, menyoroti “aset keuangan digital, token, dan sistem blockchain” sebagai alat yang memungkinkan pengabaian SWIFT.

Sistem pembayaran baru tidak akan menimbulkan risiko apa pun bagi bank, karena operasi tidak akan diproses melalui sistem perbankan, menurut Siluanov, yang menekankan bahwa semua negara anggota BRICS harus terlebih dahulu mencapai kesepakatan mengenai proposal tersebut.

Baca Juga: Dari Rekaman CCTV Terlihat Anjing yang Dipukul Nasarius, Security Plaza Indonesia Ternyata Hendak  Terkam Anak Kucing

Penggunaan mata uang nasional kini menjadi alat utama untuk melakukan pembayaran lintas batas bagi Rusia, kata Siluanov, seraya menambahkan bahwa Moskow dan mitra dagangnya masih mencari cara baru untuk mendukung aktivitas ekspor-impor.

“Penyelesaian dalam mata uang nasional juga merupakan jalan keluar, namun kami melihat adanya pembatasan bagi lembaga keuangan yang saat ini tidak selalu siap, mengingat risiko sanksi, untuk memproses pembayaran dengan bank-bank Rusia,” jelas menteri.

Rusia telah mempromosikan sistem pembayaran domestiknya sendiri sebagai alternatif yang dapat diandalkan dibandingkan SWIFT, sejak banyak lembaga keuangan negara tersebut terputus dari jaringan keuangan Barat pada tahun 2022.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Sumber: rt.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X