"Sebabnya belum diketahui, apakah akibat tertembak peluru karet, atau keracunan gas air mata, atau bentrokan fisik dengan polisi (peristiwa, identitas, dan data belum diketahui secara pasti). Semoga laporan meninggal dunianya Syahid ini tidak valid. Aamiin," tutur Helmi.
Kemudian, aksi ditutup dengan sambutan dari Ketua GNPF MUI, Ust. Bachtiar Natsir dengna statement inti, "Aksi damai kita berlangsung dengan maksimal walaupun kita ditekan, ditembaki, dan dipukul. Tapi, kita tidak membalas, kita tidak melawan, karena niat awal & tujuan kita adalah damai dan untuk kemuliaan Islam."
Habib Rizieq, seperti dituturkan oleh Helmi, memperkuat statement Ust. Bachtiar Natsir bahwa, "Sebenarnya kita bisa saja melawan, perang. Tapi, kita ini aksi damai, kita tidak boleh diadu domba melawan Polisi & TNI. Mereka saudara kita juga, kita fokus pada kasus penistaan Al-Quran oleh Ahok."
Aksi ditutup oleh Korlap Ust. Munarman (panglima) dengan mengatur rute kepulangan peserta aksi. DPR menyiapkan bus untuk semua peserta aksi yang pulang di wilayah Jakarta, dan berjanji menyiapkan bus untuk yang akan pulang ke Sumatera dan Pulau Jawa. Semua ini sebagai bentuk pemuliaan kepada rakyat Indonesia dan ummat muslim yang sudah berjuang tulus ikhlas demi menegakkan kemuliaan Islam.
"Saya pun langsung pulang naik motor, kebanyakan peserta aksi Sholat Subuh di depan DPR," tutup Helmi.