KLIKANGGARAN -- Pemimpin Bangsa Indonesia kedepan harus berasal dari proses pengalaman kepemimpinan yang matang, selektif, dan memiliki integritas yang sangat baik, tegas Sureza dari Milenial Indonesia, dalam acara Dialog Kepemimpinan di The Atjeh Connection, Jumat (19/8/2022).
Selain itu, kata Sureza, sebagai Bangsa yang Besar dan Kaya dengan berbagai Sumber daya, Indonesia harus dipimpin oleh sosok yang berkompeten dan paham bagaimana menggunakan aset bangsa Indonesia dengan sebaik-baiknya.
"Kita berharap, Indonesia sebagai Bangsa pemenang di masa depan, artinya kapasitas kepemimpinan seorang presiden Indonesia harus berkelas Global, Presiden Indonesia haruslah seseorang yang berkelas Internasional," imbuh Sureza.
Sementara itu, Mukhlas menyampaikan bahwa permasalah bangsa hari ini yang paling besar adalah mulai lunturnya rasa nasionalisme dan cinta tanah air dari setiap individu.
Dalam analisisnya, Mukhlas mengatakan, mulai melunturnya rasa nasionalisme dan cinta tanah air tersebut terlihat dari angka korupsi yang tinggi, penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh pejabat publik, wakil rakyat yang belum benar-benar mewakili keinginan dan kepentingan rakyat, dan tumbuh suburnya oligarki.
Yang pas untuk memimpin Indonesia selanjutnya merupakan pemimpin yang mampu menjaga kedaulatan Indonesia, mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi dan cinta tanah air, kata Mukhlas.
"Maka yang pas memimpin Indonesia di 2024 merupakan pemimpin yang lahir dari militer, kita butuh Putin-nya Indonesia," pungkas Mukhlas.
Dialog Kepemimpinan di The Atjeh Connection itu sebagai refleksi kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia dan bertemakan "Kepemimpinan yang dibutuhkan untuk mengisi kemerdekaan".
Pada kesempatan itu juga dideklarasikan berdirinya CPM (Calon Presiden Militer) sebagai wadah diskusi dan dialog terkait kepemimpinan nasional 2024.
Sejumlah narasumber dihadirkan dalam dialog itu, antara lain Cepi A.Rohman (Socioprenuer), Aliy Rasyid SE MM (Alumni HMI Ubhara Jaya/Dosen), Yaumal Akbar (Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia). Juga, Yusuf Salam (Forma SKSG Universitas Indonesia), Muchlas (Presma Unindra 2018-2019) dan Sureza (Milenial Indonesia).***
Artikel Terkait
Bedah Buku Karya Eggy Massadiah: Menguak Sisi Rahasia dan Jenaka Doni Monardo
Nihi, Kesanmu Abadi : Catatan perjalanan Sumba Egy Massadiah Bagian Pertama
Golden Touch, Catatan Perjalanan Sumba Egy Massadiah Bagian 2 (selesai)
Kisah Letjen Pur Doni Monardo, Pangkostrad Maruli dan Ketua Kadin Arsjad: Kolaborasi Sumur Bor di Pulau Timor
Refleksi Hari Kemerdekaan, Kaum Muda Bisa Apa?
Pemilu 2024 dan Pendidikan Politik Kaum Milenial