KLIKANGGARAN--Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Sabtu (23/10/2021) menyelenggarakan KKL (Kuliah Kerja Lapangan) secara daring. Kegiatan tersebut diikuti oleh para mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah angkatan 2018. Selain itu, ada pula beberapa peserta dari luar Prodi Pendidikan Sejarah yang mengikuti acara tersebut dengan seksama.
Dalam sambutannya, Koordinator Prodi Pendidikan Sejarah, Humaidi, menyampaikan ucapan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah terlibat dalam kegiatan KKL daring kali ini.
Humaedi berharap walaupun KKL dilakukan secara daring, tidak mengurangi esensi dari kegiatan ini dan tidak mengurangi rasa semangat para mahasiswa Pendidikan Sejarah dalam menyusun skripsi nantinya. Karena adanya pandemi, seluruh kegiatan pembelajaran termasuk KKL terpaksa dilakukan secara tatap maya.
Baca Juga: TNI Mempererat Hubungan dengan Masyarakat Papua di Ujung Timur Indonesia
Sementara itu, Sri Martini, selaku koordinator dari kegiatan KKL daring pada kali ini menyampaikan keinginannya agar para mahasiswa mampu mengikuti KKL secara serius sampai akhir rangkaian kegiatan. KKL Prodi Pendidikan Sejarah pada tahun ini diselenggarakan selama 2 hari, yakni pada Sabtu, 23 Oktober 2021 dan Senin, 25 Oktober 2021.
Walaupun KKL diselenggarakan secara daring, bukan berarti antusias para mahasiswa menjadi menurun. Pihak Prodi Pendidikan Sejarah UNJ pun sudah memberikan yang terbaik, dengan turut mengundang narasumber-narasumber yang hebat dan memahami betul bidangnya masing-masing.
Adapun narasumber yang dihadirkan pada KKL daring kali ini, yaitu Heri Priyatmoko sebagai Founder Solo Societeit, Aan Ratmanto sebagai Pegiat Sejarah Yogyakarta, Rudi Andri Syahputra sebagai Perwakilan Arsiparis ANRI, dan tak kalah hebatnya, alumni dari Prodi Pendidikan Sejarah UNJ, yakni Asep Kamabali sebagai Founder dari Komunitas Historia.
Baca Juga: Denmark Junior 2021: Indonesia Pastikan Satu Gelar Juara, Empat Wakil Indonesia Maju Final
Heri Priyatmoko mengawali sesi KKL daring dengan pembahasannya mengenali kawasan heritage di daerahnya, yakni titik-titik historis di kota Bengawan. Heri Priyatmoko menyampaikan jika sepatutnya kita sebagai anak sejarah bisa melihat kawasan-kawasan yang berada di daerah sekitar kita.
Ia juga menegaskan bahwa banyak sekali tempat-tempat bersejarah di sekitar kita yang sebetulnya dapat dijadikan sebagai bahan skripsi mahasiswa nantinya.
Artikel Terkait
Soal Kamus Sejarah, Nadiem dan Muhadjir Pun ....
Perlu Audit dan Investigasi terhadap Proses Penulisan Kamus Sejarah Indonesia yang Hilangkan KH Hasyim Asyari
Sejarah Sebagai Sapujagat
Mendapat Dukungan Pertamina, Simak Yuk Sejarah Lahirnya Arboretum Gambut Marsawa
Emma Raducanu Ukir Sejarah Keluar sebagai Juara setelah Mengalahkan Leylah Fernandez di US Open 2021
AGSI Sampaikan Tuntutan Guru Sejarah Honorer pada Seleksi PPPK Tahap I, Apa Saja Tuntutannya?
Fakta Menarik! Belum Tahu Sejarah Pulau Seribu? Baca Ini
Prodi Pendidikan Sejarah FIS UNJ dan MGMP Sejarah Karawang Adakan Workshop Penulisan Toponimi Karawang