Polisi Selidiki Kematian Wabup Kepulauan Sangihe yang Menentang Tambang Emas

photo author
- Senin, 21 Juni 2021 | 14:37 WIB
helmud
helmud


KLIKANGGARAN-- Polisi Indonesia sedang menyelidiki kematian seorang politisi dari pulau Sulawesi yang menentang proyek tambang emas di sana, setelah kelompok lingkungan dan komisi hak asasi manusia menyerukan penyelidikan.


Helmud Hontong, 58, Wakil Bupati Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara, dinyatakan meninggal dunia setibanya di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di kota Makassar pada 9 Juni.


Tank Ringan Tipe 15 China yang Serba Guna


Melansir Reuters, Senin (21-6-2021), perusahaan pertambangan Kanada, Baru Gold Corporation, yang memiliki 70% dari perusahaan Indonesia yang memberikan konsesi pertambangan di Sangihe, mengatakan pihaknya membantah keras adanya kaitan dengan kematian atau telah menyebabkan kerusakan lingkungan.


Polisi telah membentuk tim untuk menyelidiki kematian tersebut, kata Jules Abraham Abast, juru bicara kepolisian Sulawesi Utara.


Hasil awal otopsi tidak menunjukkan indikasi racun, kata polisi dalam laporan forensik, menambahkan bahwa penyebab kematian yang diduga adalah penyakit kronis. Sampel forensik telah dikirim untuk pengujian lebih lanjut, kata polisi.


UEFA Akan Menyelidiki Diskriminasi pada Pertandingan Euro 2020 di Hungaria


Ahmad Taufan Damanik, Ketua Komisi Hak Asasi Manusia Komnas HAM, mengatakan pihaknya telah meminta polisi untuk menyelidiki setelah menerima pengaduan dari warga pulau Sangihe.


Politisi itu tampak dalam keadaan sehat sebelum menaiki penerbangan Lion Air di pulau Bali tetapi mengeluh pusing sekitar 20 menit setelah lepas landas, kata ajudannya, Harmen Kontu, yang duduk di sampingnya saat itu, kepada Reuters.


Helmud "kehilangan kesadaran dan darah mengalir dari mulut dan hidungnya" segera setelah itu, kata Kontu.


Helmud menentang konsesi tambang emas seluas 42.000 hektar yang diberikan kepada PT Tambang Mas Sangihe. Pemerintah pusat memberi lampu hijau untuk tambang itu awal tahun ini.


PT Tambang Mas Sangihe 70% dimiliki oleh perusahaan Kanada Baru Gold Corporation dan 30% oleh kepentingan gabungan, menurut situs web Baru Gold.


Presiden dan CEO Baru Gold Terry Filbert mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaan tersebut membantah tuduhan tidak berdasar atas hubungan apa pun dengan kematian politisi dalam istilah yang sekuat mungkin.


“Perusahaan telah melakukan sendiri, dan akan terus melakukan sendiri, sesuai dengan semua undang-undang, aturan, dan peraturan,” katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X