kebijakan

Kasus Keracunan Massal MBG Kian Meluas, Ahli IDAI Soroti Bahaya Dapur Terpusat dan Usulkan Hidupkan Kembali Kantin Sekolah

Jumat, 26 September 2025 | 17:34 WIB
Menyoroti kasus keracunan massal yang dialami para siswa yang diduga imbas menu MBG tak layak di sekolah. ((Instagram.com/@badangizinasional.ri))

(KLIKANGGARAN) – Gelombang kasus keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus menjadi perhatian publik, Kamis (26/9/2025). Jumlah korban kini menembus 5.000 siswa dan berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) di sejumlah daerah.

Ironi pun muncul: program yang sejatinya dirancang untuk memperbaiki gizi anak justru membuat ribuan siswa jatuh sakit.

Tak hanya itu, keberadaan kantin sekolah mulai terpinggirkan karena siswa lebih diarahkan menyantap menu MBG yang disediakan secara gratis.

Sejumlah pengamat menilai, dominasi dapur besar pemasok MBG ikut membuat kantin sepi pembeli hingga ada yang terancam gulung tikar.

Baca Juga: Viral soal Air Galon hingga Batal Hadir di Acara Daerah, Menpar Widiyanti Klarifikasi Santai dan Singgung Risiko Jadi Menteri

Distribusi panjang menu MBG juga dinilai rawan. Banyak makanan dimasak sejak malam hari dan baru disantap siswa keesokan siangnya. Kondisi ini, jika tidak diawasi ketat, memberi peluang besar bagi pertumbuhan bakteri.

IDAI Ingatkan Bahaya Kontaminasi

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, menegaskan pemerintah tak boleh mengabaikan aspek keamanan pangan. Ia menilai kantin sekolah bisa menjadi solusi agar makanan lebih segar dan aman.

“Jadi memang sebetulnya kalau idealnya nih kenapa nggak menghidupkan kantin-kantin sekolah yang sudah ada. Jadi ini tentu akan praktis makanannya bisa masih hangat pada saat siang hari,” kata dr. Piprim dalam webinar IDAI, Kamis (25/9/2025).

Baca Juga: KPK Dalami Korupsi Kuota Haji 2024, Sebut Ustaz Khalid Basalamah Paling Tahu Oknum Kemenag dan Periksa Travel di Jawa Timur

Ia juga mengingatkan lamanya jeda antara waktu masak dan konsumsi membuat risiko kontaminasi makin tinggi.

“Karena kan kalau konsepnya MBG seringkali disiapkannya malam. Sampai sekolah itu pagi dimakannya siang. Jadi memang sudah ada waktu yang panjang,” ujarnya.

Standar Pangan Harus Tegas

Ketua UKK Emergensi dan Terapi Intensif Anak IDAI, dr. Yogi Prawira, menambahkan, makanan matang seharusnya tidak dibiarkan lebih dari 4 jam di suhu ruang. Jika melebihi batas, risiko bakteri meningkat drastis.

Halaman:

Tags

Terkini