(KLIKANGGARAN) – Pemerintah menggelontorkan dana jumbo ke Perum Bulog pada tahun depan. Lewat RAPBN 2026, lembaga pangan itu akan mendapatkan anggaran Rp22,7 triliun dengan satu misi utama, yakni menyerap 3 juta ton beras dari petani dalam negeri.
Kucuran dana fantastis ini jadi sorotan karena datang di tengah situasi pangan yang tak menentu. Harga beras yang sering bergejolak dan ancaman krisis pangan global membuat peran Bulog semakin krusial.
Kabar tersebut diumumkan lewat unggahan resmi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) melalui akun Instagram @pco.ri, pada Minggu, 24 Agustus 2025.
Dalam unggahan itu, pemerintah menegaskan dana segar ini diberikan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Bulog ditugaskan melindungi petani, menjaga stok beras, sekaligus memastikan daya beli masyarakat tidak tergerus.
Jumlah tersebut menjadi bagian dari total anggaran ketahanan pangan Rp164,4 triliun yang disiapkan dalam RAPBN 2026. Dari porsi itu, Bulog mendapat mandat besar untuk menyerap produksi dalam negeri.
“Dana Rp 22,7 triliun akan digunakan Bulog untuk melindungi petani, menyangga stok pangan, dan juga menjaga daya beli masyarakat,” demikian pernyataan PCO RI dalam unggahannya.
Tak hanya itu, Bulog juga disebut bakal bekerja sebagai Operator Investasi Pemerintah (OIP). Status baru ini membuat Bulog bisa mengelola dana lewat skema investasi fleksibel yang berbeda dari mekanisme subsidi selama ini.
Skema tersebut memungkinkan Bulog menyerap produksi beras petani dengan dana bergulir berbiaya rendah. Pemerintah menyebut langkah ini sebagai strategi untuk memastikan stok beras tetap aman sepanjang tahun, sekaligus menahan gejolak harga yang kerap menghantam konsumen.
“Kebijakan investasi ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan nasional, menjaga stabilitas harga beras, serta memastikan pemanfaatan APBN yang lebih produktif dan berdampak luas bagi kesejahteraan masyarakat,” lanjut PCO RI.
Baca Juga: Maraknya Jual Beli LKS Mendapat Sorotan dari Aktivis Batang Hari
Kendati mendapat suntikan dana besar, Bulog tetap diminta menjaga tata kelola dan efisiensi agar uang triliunan itu tidak mubazir. Efektivitas menjadi kunci agar dana benar-benar menyentuh petani dan masyarakat.
Selain alokasi untuk Bulog, anggaran ketahanan pangan 2026 juga mencakup pembangunan lumbung pangan dan cadangan pangan sebesar Rp53,3 triliun, serta subsidi pupuk 9,62 juta ton senilai Rp46,9 triliun.**