Rendahnya serapan anggaran tersebut diantaranya karena keterlambatan dalam proses pengadaan barang dan jasa. Selain itu, studi ini menemukan pula bahwa alokasi anggaran untuk sektor tersebut sebagian besar digunakan untuk belanja gaji dan operasional aparatur pemerintah.
Yuna (IBP), menyatakan bahwa persoalan di atas dapat diatasi dengan adanya sistem tata kelola sumber daya publik yang inklusif, adil, dan menjamin akses atas air minum dan fasilitas sanitasi yang layak dan aman bagi perempuan miskin pesisir serta memiliki ketahanan terhadap dampak perubahan iklim. Tata kelola anggaran dan layanan air minum dan sanitasi harus mempertimbangkan karakteristik wilayah pesisir dan memprioritaskan kebutuhan perempuan miskin melalui pendekatan yang terintegrasi dan pengelolaan anggaran yang kredibel.
Hal ini termasuk penyelesaian secara tepat atas berbagai persoalan mendasar yang dialami masyarakat pesisir, seperti masalah status pertanahan dan administrasi kependudukan sebagai bentuk pengakuan negara atas keberadaan mereka.
Berdasarkan uraian di atas, Just-In WASH Coalition Indonesia meminta Pemerintah untuk:
1) Mengembangkan kebijakan air bersih dan sanitasi yang berorientasi wilayah pesisir dan memprioritaskan pemenuhan air bersih dan sanitasi yang layak dan aman bagi perempuan anak-anak di wilayah pesisir Indonesia.
2) Melakukan mainstreaming gender dalam perencanaan dan penganggaran air bersih dan sanitasi serta memperbaiki pengendalian belanja pemerintah untuk meningkatkan kredibilitas anggaran.
3) Memastikan keterlibatan kelompok rentan di wilayah pesisir seperti perempuan dan nelayan skala kecil dalam perencanaan penganggaran sektor sanitasi dan air bersih di wilayah pesisir.
Artikel Terkait
Kecepatan Internet di Indonesia Masih Lemah, Kominfo Berencana Larang Penjualan Layanan Internet di Bawah 100 Mbps
FSGI Apresiasi Keputusan Bawaslu Medan Soal Pelanggaran Netralitas ASN dan Dorong Komisi ASN Kenakan Sanksi Administratif
Melonjaknya Utang Dorong Negara-Negara Kaya Masuk ke Dalam ‘Kematian Fiskal’, Pinjaman Global Tercatat $300 Triliun Tahun Lalu
Anggaran Program Makan Siang dan Susu Gratis Berasal dari APBN
Dukung Smart City, Pusat Komando Dibangun di Ibu Kota Nusantara
Komisi X DPR Tolak Realisasi Dana BOS untuk Program Makan Siang dan Susu Gratis
FSGI Menolak Anggaran Makan Siang Gratis Menggunakan Dana BOS, Ini Dasarnya dan Rekomendasinya
Mendagri Himbau Pemda Selesaikan Perkada Tentang THR dan Gaji ke 13
Ketika Pramuka Bukan Lagi Ekskul Wajib di Sekolah
Vatikan Menyuarakan Penolakan terhadap Operasi Ganti Kelamin: Mengancam Martabat Unik yang Diterima Manusia sejak Pembuahan