Amigdala Klarifikasi atas Kekerasan yang Dialami Aya Canina dan Mengaku Lalai, Lalu?

KLIKANGGARAN -- Setelah Aya Canina, eks vokalis band Amigdala speak up mengenai kekerasan yang ia alami dengan sang mantan, Amigdala pun buka suara.

Amigdala dalam klarifikasinya mengungkapkan bahwa mereka sepenuhnya berada di pihak Aya canina.

Selanjutnya Amigdala berkomitmen memberikan ruang aman yang bebas dari segala bentuk kekerasan yang dialami Aya Canina.

“Amigdala berkomitmen untuk berpihak secara penuh kepada penyintas (Aya Canina). Termasuk memberikan ruang aman yang bebas dari segala bentuk kekerasan seksual,” tulis Amigdala dikutip Klikanggaran dari akun Instagram-nya pada Jumat, 11 Februari 2022.

Baca Juga: Polisi Sebut Akan Tindak Tegas Akun Provokatif Terkait Desa Wadas, Akun 'Wadas Melawan' Jadi Sorotan

Amigdala juga memberikan dukungan kepada Aya Canina dalam mendapatkan keadilan serta pemulihan diri atas kekerasan yang menimpanya itu.

“Amigdala mendukung penuh pilihan penyintas untuk mendapatkan keadilan dan pemulihan,” imbuhnya.

Lebih lanjut Amigdala menegaskan bahwa pelaku kekerasan terhadap Aya Canina, Isa Elfasya sudah tidak lagi bergabung dengan band tersebut sejak Juli 2021.

Baca Juga: Tahukah Arti dari Bank Emok yang Viral di Kalangan Masyarakat? Simak juga Sumpah Bank Emok yang Bikin Geli

“Namun kami menyadari dan mengakui bahwa kekeran seksual yang dialami Aya Canina terjadi ketika IE (Isa Elfasya) masih menjadi bagian dari Amigdala,” ungkap Amigdala.

Diakui Amigdala pihaknya memang lalai karena tidak ikut campur dalam kejadian tersebut dan mengaku bersalah atas apa yang menimpa Aya Canina.

“Kami lalai, tidak ikut campur dan mengambil tindakan dalam perkara antara pelaku dan penyintas,” katanya.

Baca Juga: Lagu Baru Agnez Mo 'Patience' Hebohkan Warganet Beberapa Kali Trending di Twitter, Inilah Liriknya

“Kami dengan ini mengakui bahwa telah melakukan kesalahan dengan tidak memberikan dan perlindungan terhadap korban ketika mengetahui kejadian tersebut. Kami menyadari bahwa ada kesalahan berpikir bahwa kekerasan dalam pacaran adalah persoalan pribadi yang membuat korban kehilangan kepercayaan kepada kami,” tambahnya.