Meski hidup di abad ke-16, pandangan Shakespeare tentang cinta, kekuasaan, keserakahan, dan penebusan tetap relevan. Ia menunjukkan bahwa bahasa emosi manusia tak pernah lekang oleh waktu.
Hingga kini, Shakespeare menjadi bukti bahwa sebuah goresan tinta yang lahir dari hati dapat mengubah dunia. Penyair jenius ini tidak hanya menulis, tetapi meninggalkan karya abadi yang akan terus hidup selama manusia mencintai seni bercerita.**