Tambun Selatan, Klikanggaran-- Sebelum-sebelumnya apabila kota Bogor dikaitkan dengan sastrawan, saya langsung teringat pada Iwan Simatupang.
Iwan pernah tinggal di Hotel Salak, Bogor untuk jangka waktu yang cukup lama, antara 4 hingga 9 tahun. Persisnya berapa tahun, entahlah.
Tapi, ketika saya mendapat kiriman buku pdf dari Odi Shalahuddin, ternyata secara tidak langsung sebetulnya Odi sedang menawari saya alternatif selain Iwan Simatupang, yaitu Umar Machdam, jika membahas Bogor.
Mungkin, sebab saya "kurung batok" kata orang Sunda, artinnya kurang luas pergaulannya, sehingga nama Umar Machdam cukup asing bagi saya.
Baca Juga: Keren! Aplikasi Dolan Mas Sajikan Informasi Kepariwisataan Banyumas
Padahal, Umar Machdam dikenal berbagai tokoh besar dalam dunia teater atau film, dan mereka yang berada di jalur akademi dan birokrasi. Itu bisa dibaca di buku yang disusun Odi dengan judul Umar Machdam: Dramawan Bogor ketika mereka menyampaikan kesaksian mereka atas kiprah atau pribadi Umar Machdam yang mereka kenal dan ketahui.
Namun, Umar Machdam mengenal Iwan Simatupang, pun sebaliknya Iwan mengenal Umar Machdam. Sebagaimana diceritakan oleh M. Ryana Veta bahwa ketika Iwan tinggal di Hotel Salak, Studi Teater Bogor akan mementaskan drama Pangeran Wiraguna karya Mochtar Lubis seringlah kelompok itu meminta konsumsi kepada Iwan. Juga ada catatan bahwa Ryana Veta dan Umar Machdam menemani Iwan mengobrol padahal Iwan baru pulang opname.
Dari daftar karya Umar Machdam, saya kira ada perbedaan cukup jauh dengan Iwan Simatupang. Umar Machdam lebih relijius dalam karya-karya drama yang dipentaskannya, sebaliknya Iwan memegang erat paham eksistesialisme.
Baca Juga: Klub-klub Liga Premier Inggris Terancam Sanksi FIFA jika Mengizinkan Pemainnya Membela Tim Nasional
Siapakah Umar Machdam?
Dalam buku itu disebutkan bahwa Umar Machdam dikenal sebagai salah satu sosok yang berpengaruh penting terhadap kehidupan dunia teater di kota Bogor pada periode 1960-1970-an.
Dia kuliah di Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) yang ditempuhnya pada tahun 1964-1968.
Dia mulai bersentuhan dengan dunia film pada tahun 1964, dimulai dengan menjadi figuran dalam film “Anak-anak Revolusi” yang disutradarai oleh Usmar Ismail, dan kemudian terlibat dalam berbagai produksi film baik sebagai pemain, tim produksi ataupun asisten sutradara.
Baca Juga: Seekor Ayam dan 4 Bocah Jadi Korban Hasrat Seksual Pemuda Lapuk di Tasikmalaya
Artikel Terkait
Positif Covid-19, Dirut RS UMMI Dirawat di ICU RSUD Bogor
Rachmat Yasin, Mantan Bupati Bogor, Segera Disidang
CBA: Dua Proyek Dinkes Kabupaten Bogor Bermasalah
Relawan Siaga, De'Roti, dan PKBM Insan Mandiri Berbagi Takjil di Bogor
Hari Terakhir Serbuan Vaksinasi Covid19 : Masyarakat Bogor Berbondong-bondong Menuju Satbravo 90