5. Weconomist: Dari Uber hingga Airbnb, Gen Z hanya mengenal dunia dengan ekonomi berbagi. Gen Z menekan kantor untuk memilah bagian-bagian internal dan eksternal guna mendayagunakan perusahaan dengan cara-cara baru yang praktis dan hemat biaya. Lebih dari sekadar pegawai, Gen Z mendayagunakan kekuatan "kami'dalam peran mereka sebagai filantropis.
Gen Z mengharapkan kemitraan dengan atasan untuk memperbaiki hal-hal tidak beres yang mereka lihat di dunia. Sejumlah 93% Gen Z mengatakan bahwa kontribusi suatu perusahaan terhadap masyarakat memengaruhi keputusan mereka untuk bekerja di perusahaan tersebut.
6. DIY (do it yourselef): Gen Z, merupakan generasi do-it-your self atau lakukan sendiri.
Bertumbuh dengan YouTube, yang dapat mengajari mereka melakukan apa saja, Gen Z yakin mereka bisa melakukan apa saja sendiri. Terlebih lagi, mereka didorong oleh orangtua mereka yang berasal dari Generasi X untuk tidak mengikuti jalur-jalur tradisional.
Gen Z sangat mandiri dan akan berbenturan dengan banyak budaya kolektif yang sebelumnya diperjuangkan para Millennial. Sejumlah 71%. Gen Z berkata mereka percaya dengan pernyataan, "Jika ingin melakukannya dengan benar, lakukanlah sendiri!"
7. Terpacu: Gen Z siap. dan giat menyingsingkan lengan baju. Mereka lebih kompetitif serta tertutup daripada generasi terdahulu. Perusahaan mengalami tekanan untuk meyakinkan Gen Z bahwa mereka adalah tim juara. Sejumlah 72% Gen Z mengatakan mereka kompetitif terhadap orang yang melakukan pekerjaan sama.
Artikel Terkait
Generasi Muda Ambil Peran di Tengah Pandemi Covid-19
Tanamkan Rasa Cinta Tanah Air Kepada Generasi Muda Papua, Satgas TNI Latihkan Baris-Berbaris
HUT Ke-33 Yasarini, Ketum Yasarini : Yasarini Terus Berbenah Untuk Mencetak Generasi Emas Indonesia