“Aku merindukan seorang teman,” akunya, “tapi aku adalah seekor burung, dan kamu adalah seekor kanguru pohon. Bagaimana kita bisa berteman?”
Kano merenungkan hal ini sejenak dan kemudian berkata, “Persahabatan tidak mengenal batas. Kita bisa mencari cara untuk berkumpul, berbagi cerita, dan menjelajahi keindahan hutan. Apa yang kamu katakan?"
Hati Pari membuncah karena kegembiraan dan dia setuju untuk menjadi teman Kano. Sejak hari itu, mereka menghabiskan waktu menjelajahi hutan bersama.
Kano akan mendengarkan lagu-lagu Pari, dan Pari akan bersembunyi di kantong Kano saat mereka berkelana melewati hutan.
Berita tentang persahabatan mereka yang luar biasa dengan cepat menyebar ke seluruh hutan. Hewan lain tidak percaya bahwa kanguru pohon dan Burung Cendrawasih bisa berteman. Namun Kano dan Pari menunjukkan kepada mereka bahwa persahabatan sejati dapat menjembatani kesenjangan terluas sekalipun.
Suatu hari, ketika Kano dan Pari sedang menjelajah di dekat sungai yang bergelembung, mereka mendengar teriakan minta tolong.
Monyet-monyet muda terjebak di tebing curam dan berbatu, tidak mampu turun. Kano dan Pari tahu mereka harus membantu.
Dengan Pari bertengger di bahunya, Kano dengan hati-hati menuruni bebatuan terjal, ekornya yang kuat memberikan stabilitas. Pari, dengan bulunya yang cerah, membimbing monyet-monyet yang ketakutan itu untuk naik ke punggung Kano. Bersama-sama, mereka dengan aman memandu monyet-monyet itu ke dasar hutan.
Monyet-monyet muda yang bersyukur berterima kasih kepada Kano dan Pari atas keberanian dan persahabatan mereka. Hutan dipenuhi dengan kisah penyelamatan heroik mereka, dan persahabatan mereka menjadi inspirasi bagi semua orang.
Kano dan Pari terus menjadi teman yang tidak dapat dipisahkan, mengajarkan semua orang di hutan bahwa persahabatan sejati tidak mengenal batas dan dapat menjembatani kesenjangan apa pun. Kisah mereka menjadi legenda yang disayangi, diwariskan dari generasi ke generasi, mengingatkan semua makhluk bahwa persahabatan yang paling tak terduga bisa menjadi yang terindah dari semuanya.
Author: Charlene, SMP Bunda Mulia School Jakarta
gambar: Charlene, SMP Bunda Mulia School Jakarta